Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana. Foto: Runi/Man.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana menjelaskan fokus acara The 10th World Water Forum yang akan diselenggarakan pada 18-24 Mei 2024 di Bali. Menurutnya, salah satu fokus pembahasannya adalah mengenai management water dan potensi konflik karena air.
“Tentu banyak pihak kita ketahui management water menjadi banyak masalah di Indonesia. Pengelolaan air, kadang too little water, air itu terlalu sedikit, too much water, jadi banjir karena terlalu banyak air, too dirty, airnya tidak fresh atau tidak bersih,” Kata Putu kepada Parlementaria di Gedung Nusantara III, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Tak kalah penting, Putu mengatakan potensi konflik juga itu harus dibahas, termasuk juga mengenai empat poin dasar tentang air yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“Misalnya, menyangkut water for food, atau bagaimana air juga dalam pengelolaan pangan itu juga sangat dibutuhkan. Dalam agriculture itu juga sangat dibutuhkan, dan bagaimana hubungan water and climate change, bagaimana air hubungannya dengan isu-isu yang berhubungan dengan climate change. Bagaimana juga menyangkut water dalam hal ini menjadi hak dasar daripada masyarakat, air bersih itu merupakan hak dasar masyarakat, juga bagaimana ini juga menyangkut juga human right, masyarakat juga harus mendapatkan haknya yaitu hak dasarnya itu air (bersih),” paparnya.
Untuk itu, Politisi Fraksi Partai Demokrat ini berharap dalam forum ini nantinya terjadi banyak diskusi dari berbagai stakeholder. Juga harus ada hal konkret yang bisa diberikan kepada masyarakat, baik masyarakat Bali maupun masyarakat indonesia.
“Karena memang berbagai tempat di Indonesia kan memang perlu juga memahami hal ini, karena mungkin salah satunya adalah mengenai pengelolaan air itu perlu diberikan (kesempatan) sharing untuk semua negara memahami itu,” sambungnya.
Lebih lanjut, Legislator Dapil Bali ini menyampaikan hal yang tak kalah penting untuk dibahas adalah bagaimana kearifan lokal juga dilibatkan dalam pengelolaan air. Sebab, menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan dalam pengelolaan air serta keberlimpahannya yang luar biasa.
“Tidak seperti Negara Afrika, Timur Tengah, tapi tentu ada success story atau kearifan lokal yang ada di berbagai daerah dan yang perlu diangkat. Itu pun tadi kita sampaikan contohnya kebetulan saya dari Bali, misalnya subak, bagaimana irigasi sistem air ini dikelola dengan baik sehingga betul-betul manfaatnya pada masyarakat bisa didapatkan,” pungkasnya. •we/rdn