19 May 2025
Politik dan Keamanan

Green Conference: Cara DPR Dukung UMKM dan Gerakkan Ramah Lingkungan di Sidang PUIC

  • Mei 19, 2025
  • 0

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, saat mengikuti rangkaian sidang PUIC ke-19 diselenggarakan selama 4 hari pada 12-15 Mei di Gedung DPR. Foto: Munchen/vel.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, saat mengikuti rangkaian sidang PUIC ke-19 diselenggarakan selama 4 hari pada 12-15 Mei di Gedung DPR. Foto: Munchen/vel.


PARLEMENTARIA, Jakarta 
– Di tengah suasana formal dan diplomatik selama rangkaian Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), DPR RI membawa pendekatan berbeda. Tak hanya melalui pernyataan resmi atau pidato kenegaraan, pesan tentang pelestarian lingkungan dan budaya Indonesia juga disajikan lewat cara sederhana, yakni menyuguhkan camilan khas Nusantara kepada para delegasi forum Uni Parlemen negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) itu.

Adapun sidang PUIC ke-19 diselenggarakan selama 4 hari pada 12-15 Mei di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Konferensi parlemen negara OKI di mana DPR menjadi tuan rumah ini dihadiri delegasi 37 negara dari total 54 anggota OKI beserta sejumlah negara dan organisasi observer.

Dalam setiap sesi pertemuan atau diskusi, para delegasi dari puluhan negara disambut dengan dua jenis makanan ringan tradisional khas Indonesia, mulai dari rempeyek, keripik ubi Cilembu, keripik bayam, keripik kentang (potato chips), hingga keripik salak. Namun ada juga camilan biskuit keju dan choco chips.

Camilan-camilan tersebut dikemas dalam kemasan kecil sekali makan, dan diambil dari produksi UMKM. Pemilihan camilan-camilan itu bukan hanya karena rasanya saja, tetapi juga sebagai nilai budaya dan lingkungan.

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menjelaskan, inisiatif camilan Nusantara ini merupakan bagian dari komitmen Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani untuk menjadikan forum internasional sebagai panggung promosi UMKM dan gaya hidup ramah lingkungan.

“Ini merupakan komitmen Mbak Puan, Ketua DPR kita yang ingin memberdayakan UMKM, tapi juga sekaligus bentuk komitmen terhadap gerakan ramah lingkungan atau go green,” kata Mardani Ali Sera dalam keterangan tertulis kepada Parlementaria, di Jakarta, Minggu (18/5/2025).

Bukan hanya memilih makanan lokal saja. Semua camilan disajikan dalam kemasan ramah lingkungan dengan dibungkus tanpa plastik. Pengemasan yang digunakan, kata Mardani, dari bahan yang bisa didaur ulang.

“Kami sedang membudayakan green conference. Jadi nggak pakai plastik. Yang kemarin semua ada tanda hijau dan reusable. Jadi ini bukan plastik, ini peralatan packaging yang ramah lingkungan. Untuk botol minumannya juga kita pakai botol kaca,” tutur Politisi Fraksi PKS ini.

Selain itu, DPR pun mengemas makanan dengan small packaging atau porsi kecil untuk mendorong konsumsi makanan secukupnya dan meminimalkan sisa makanan. Hal ini penting dilakukan mengingat isu sisa makanan yang terbuang dan menyebabkan limbah sampah juga tengah menjadi isu lingkungan. Untuk itu DPR mendukung dan ikut mempromosikan gerakan meminimalisir makanan terbuang.

Problem besar kita itu adalah makanan tersisa yang terbuang. Jadi ambil satu aja dulu. Kalau kurang, ada lagi, silakan ambil lagi. Nah, tapi rata-rata makan satu ternyata cukup,” jelas Mardani.

Upaya konferensi Go Green yang dicanangkan DPR RI mendapatkan respons positif dari delegasi sidang PUIC. Menurut Mardani, banyak peserta sidang yang juga merasa senang karena bisa mendapatkan pengalaman kuliner baru dengan cita rasa khas Indonesia secara otentik.

“Kemarin saya bertemu dengan delegasi Turki, dari China, ketemu juga dari Iran. Ketiganya bilang, ini rasanya unik, tetapi enak. Kayak rempeyek sama potato chips, semua produk UMKM, kita ingin UMKM kita diberi panggung di tempat forum internasional,” ungkap Legislatior asal Dapil Jakarta I itu.

Mardani menambahkan, UMKM yang terlibat dalam penyediaan snack selama konferensi PUIC ke-19, sebagian besar berasal dari wilayah Jabodetabek. Meski skalanya masih terbatas, kualitas produk dijaga dengan ketat.

“Mudah-mudahan dengan kita promosikan makanan Nusantara, ini sekaligus bisa punya dampak positif buat Pariwisata Indonesia. Kaya ubi Cilembu ini kan termasuk ubi spesial, rasa manisnya luar biasa padahal nggak pakai gula ya. Banyak delegasi dari luar negeri yang tertarik dan penasaran,” papar Mardani.

“Ini juga menjadi bagian dari diplomasi kuliner Indonesia, sambil memberdayakan dan mempromosikan UMKM kita agar semakin maju. Apalagi dikemas dan disajikan secara estetis dan ramah lingkungan. Banyak tujuan positif tercapai,” sambungnya.

Diplomasi kuliner Indonesia tak hanya disajikan dalam bentuk snack, tapi juga pada sajian makan seperti makan siang dan makan malam untuk para delegasi. DPR sebagai tuan rumah menyajikan menu makanan seperti rawon, sate madura, emping, hingga es teler. •rdn

EMedia DPR RI