Kurangi Ketergantungan terhadap Amerika, Pemerintah Harus Segera Diversifikasi Pasar Ekspor
- April 17, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Bandung – Usai Presiden Amerika Serikat Donald trump menetapkan kenaikan tarif atau Bea Masuk Impor (BMI) sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia, Komisi XI DPR RI mendorong pemerintah melakukan percepatan diversifikasi pasar ekspor demi mengurangi ketergantungan terhadap pasar Amerika Serikat.
Anggota Komisi XI DPR RI Andi Yuliana Paris mengatakan Indonesia memiliki komoditi-komoditi yang mampu mendukung percepatan terhadap diversifikasi ekspor ke beberapa negara potensial yang membutuhkan, seperti India, Afrika, dan Timur Tengah.
“Sehingga pemerintah diharapkan ada keseriusan untuk memaksimalkan komoditi seperti hasil pertanian dan lautan yang cukup melimpah di dalam negeri,” ujar Andi Yuliani kepada Parlementaria usai pertemuan di Kantor Wilayah Kantor Bea Cukai Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Selasa (15/04/2025).
Lebih lanjut, Andi Yuliani menjelaskan banyak sekali komoditi Indonesia baik pertanian maupun mineral yang diekspor. Amerika, menurutnya, tentu banyak membutuhkan bahan baku industrinya termasuk hasil laut dari Indonesia juga banyak yang diekspor ke Amerika.
Namun, ia mengingatkan Indonesia harus memperluas pasar yang tidak hanya Amerika. Misalnya, pasar untuk hasil pertanian, ada yang lebih besar yaitu Arab Saudi. Hal itu karena jumlah Jemaah haji asal Indonesia sangatlah besar, sehingga membutuhkan komoditi pangan seperti beras, ikan, sayuran, buah-buahan yang bisapasok dari Indonesia.
“Nah selama ini pasokan bagi jemaah haji dan umroh itu semua dipasoknya dari Thailand. Artinya ada pasar yang harus dipikirkan secara serius oleh pemerintah dalam rangka menjajaki kerjasama dengan pihak negara-negara lain seperti Saudi Arabia, Eropa untuk bisa menyerap komoditi-komoditi kita,” ujar Politisi Fraksi PAN ini.
Menurutnya, dunia usaha menyambut baik reaksi cepat pemerintah terhadap ancaman eksternal, tetapi harus tetap diperlukan tindakan lanjutan yang lebih terukur dan spesifik. Ia pun mengungkapkan bahwa kebijakan proteksionis Amerika Serikat dikhawatirkan dapat menurunkan daya saing produk ekspor Indonesia di pasar Amerika, yang selama ini menjadi salah satu tujuan utama bagi produk industri dalam negeri.
Saat ini pemerintah tengah mengupayakan negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat terkait tarif impor dan bea masuk yang ditetapkan cukup tinggi. “Saya mendukung langkah negosiasi tersebut, namun menurutnya perlu kecermatan untuk mendapatkan hasil yang baik, agar ke depan perekonomian dan industri dalam negeri tidak akan memiliki dampak signifikan,” ujarnya.
Secara keseluruhan, pemerintah menegaskan komitmennya untuk tidak membiarkan sektor industri nasional terganggu oleh kebijakan luar negeri yang merugikan. Upaya konkret telah dan akan terus dilakukan guna menjaga keberlangsungan usaha dan melindungi para pekerja dari potensi PHK. Melalui strategi yang adaptif, kolaboratif, dan berorientasi jangka panjang, diharapkan Indonesia dapat semakin mandiri secara ekonomi dan tangguh menghadapi tekanan global. •man/rdn