17 May 2025
Industri dan Pembangunan

Optimalkan Promosi, Kunci Dongkrak Wisata Lombok

  • Februari 28, 2025
  • 0

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Evita Nursanty, dalam foto bersama dengan tim saat melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu (27/2/2025). Foto: Aaron/vel.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Evita Nursanty, dalam foto bersama dengan tim saat melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu (27/2/2025). Foto: Aaron/vel.


PARLEMENTARIA, Lombok 
– Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Evita Nursanty menegaskan bahwa potensi pariwisata Lombok yang luar biasa masih belum dimanfaatkan secara optimal. Meskipun telah mendapat pengakuan internasional sebagai destinasi wisata terbaik, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lombok masih jauh di bawah Bali. Salah satu sorotan utama dalam pembahasan revisi Undang-Undang Pariwisata adalah perlunya strategi promosi yang lebih agresif serta dukungan dana yang memadai untuk meningkatkan citra Lombok di mata dunia.

“Komisi VII hari ini bertemu dengan para pelaku industri, asosiasi, serta Pemerintah Daerah NTB dan Kementerian Pariwisata. Tujuan utamanya adalah mendapatkan masukan mengenai revisi UU Pariwisata yang saat ini sedang kami godok di DPR RI,” ujar Evita usai melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu (27/2/2025).

Menurutnya, berbagai daerah memberikan masukan serupa mengenai pentingnya promosi dalam mendukung perkembangan sektor pariwisata. Ia menyoroti potensi besar yang dimiliki Lombok, namun masih kalah dikenal dibandingkan destinasi populer lainnya seperti Bali.

“Banyak masukan yang kami terima dari berbagai daerah. Umumnya mereka mengangkat isu promosi, bagaimana undang-undang ini bisa menjadi solusi tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga jangka panjang terhadap permasalahan di sektor pariwisata,” jelasnya.

Evita mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lombok masih jauh lebih rendah dibandingkan Bali. Data menunjukkan bahwa dari total 3,2 juta wisatawan yang datang ke Lombok, sekitar 400 ribu di antaranya merupakan wisatawan mancanegara, sementara sisanya adalah wisatawan domestik.

“Potensi Lombok sangat luar biasa, tetapi kalau kita tidak mampu melakukan promosi, dunia tidak akan tahu. Saat ini wisatawan yang datang ke Lombok masih sangat kecil dibandingkan dengan Bali. Dari 3,2 juta wisatawan, hanya 400 ribu yang berasal dari luar negeri,” paparnya.

Legislator Dapil Jawa Tengah III itu juga menyoroti pencapaian Lombok yang mendapat penghargaan sebagai destinasi wisata terbaik pilihan wisatawan dari Amerika. Namun, menurutnya, pengakuan global ini harus diimbangi dengan strategi promosi yang lebih masif dan dukungan anggaran yang memadai.

“Kadis Pariwisata tadi menyampaikan bahwa Lombok mendapat peringkat pertama sebagai destinasi wisata terbaik berdasarkan sebuah penghargaan dari Amerika. Jika kita sudah dikenal secara global, berarti promosi harus lebih digalakkan. Ini yang menjadi tuntutan para pelaku industri dan asosiasi, terutama dalam hal pendanaan,” tutupnya.

DPR RI berkomitmen agar revisi UU Pariwisata dapat menjawab berbagai tantangan di sektor pariwisata, termasuk dalam hal promosi destinasi unggulan seperti Lombok. Dengan regulasi yang lebih adaptif, diharapkan pariwisata Indonesia semakin kompetitif di kancah internasional. •aar/aha

EMedia DPR RI