11 December 2024
Ekonomi dan Keuangan

Komisi VI: Tol Jogja-Bawen dan Jogja-Solo-YIA Harus Dorong Ekonomi UMKM Regional

  • November 25, 2024
  • 0

Wakil Ketua Adisatrya Suryo Sulisto, saat memimpin kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke Yogyakarta. Foto: Puntho/vel. PARLEMENTARIA, Yogyakarta – Komisi VI DPR RI, dipimpin Wakil Ketua Adisatrya

Komisi VI: Tol Jogja-Bawen dan Jogja-Solo-YIA Harus Dorong Ekonomi UMKM Regional
Wakil Ketua Adisatrya Suryo Sulisto, saat memimpin kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke Yogyakarta. Foto: Puntho/vel.

PARLEMENTARIA, Yogyakarta – Komisi VI DPR RI, dipimpin Wakil Ketua Adisatrya Suryo Sulisto, melakukan kunjungan kerja spesifik untuk memantau perkembangan pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen sepanjang 75,82 km dan Tol Yogyakarta-Solo-YIA yang dikerjakan oleh PT Jasamarga. Adisatrya menekankan pentingnya kedua proyek tol ini memberikan dampak positif bagi pengembangan ekonomi lokal, khususnya bagi pelaku UMKM di wilayah sekitar.

“Dalam diskusi dengan direksi BUMN Karya, seperti Adhi Karya, Jasa Marga, dan PT PP, kami membahas progres dan tantangan pembangunan tol ini. Salah satu isu yang masih mengemuka adalah rendahnya capaian pembebasan lahan di beberapa seksi. Meski begitu, Komisi VI berkomitmen mendukung proyek ini karena dampaknya signifikan bagi pembangunan ekonomi regional,” kata Adisatrya dalam wawancaranya di Yogyakarta, Kamis (21/11/2024).

Adisatrya juga mendorong adanya penataan khusus untuk UMKM di sepanjang jalur tol. Menurutnya, lokasi strategis untuk UMKM sangat penting agar masyarakat pengguna tol terdorong untuk berhenti dan berbelanja.

“Jika lokasi tidak strategis, pengguna jalan tol cenderung langsung melanjutkan perjalanan tanpa berhenti. Kami mengharapkan perhatian lebih pada hal ini, agar UMKM mendapat manfaat nyata dari pembangunan tol ini,” jelasnya.

Selain mendukung UMKM, Adisatrya juga menyoroti perlunya mempertimbangkan kearifan lokal dalam pembangunan tol, terutama terkait lahan Tanah Kasultanan atau Sultan Ground. Salah satu contoh adalah penyesuaian rencana jalur tol menuju Kulonprogo.

“Atas permintaan Sultan, jalur tol ke Kulonprogo tidak sampai ke ujung, tetapi berhenti 5 km sebelum bandara. Ini dimaksudkan agar perekonomian lokal, seperti hotel, restoran, dan kafe di sekitar bandara, tetap mendapatkan manfaat dari arus lalu lintas. Jika tol langsung ke bandara, kawasan tersebut hanya akan menjadi penonton,” paparnya.

Adisatrya menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur oleh BUMN harus memperhatikan perekonomian lokal agar masyarakat sekitar tidak hanya menjadi penonton, melainkan turut menikmati dampak ekonomi maksimal.

Tantangan Pembebasan Lahan

Dalam pertemuan tersebut, diskusi juga mencakup upaya penyelesaian permasalahan pembebasan lahan, terutama di kawasan strategis yang melibatkan hak milik adat atau kearifan lokal.

“Masalah ini harus diselesaikan dengan cara yang menghormati budaya dan kepentingan masyarakat setempat,” tambah Adisatrya.

Turut hadir dalam kunjungan kerja tersebut adalah sejumlah anggota Komisi VI DPR RI, seperti G.M. Totok Hedi Santosa (F-PDIP), Subardi (F-Partai Nasdem), Randi Zulmariadi (F-Partai Nasdem), Rivqi Abdul Hakim (F-PKB), Sartono (F-Partai Demokrat), dan Ghufran (F-PKS), serta Dirut Jasa Marga dan Staf Ahli Keuangan dan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting.

Pembangunan Tol Jogja-Bawen dan Jogja-Solo-YIA diharapkan tidak hanya menjadi akses cepat bagi pengguna, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, terutama bagi pelaku UMKM di sekitar jalur tol. •pun/aha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *