Audiensi dengan Pemuda Kawal Regulasi Pengendalian Konsumsi Rokok di Indonesia
- 0
- 2 min read
Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetyani usai menerima audiensi Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) dan Center For Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) terkait dukungan penguatan pengendalian konsumsi produk tembakau di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/8/2024). Foto : Devi/Andri.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetyani menyatakan apresiasinya dukungan generasi muda yang mengawal kebijakan pengendalian konsumsi rokok. Ia menekankan pentinganya peran pemuda untuk mengawal implementasi Undang-Undang Kesehatan nomor 17 tahun 2023, yang mencakup larangan penjualan rokok di dekat institusi pendidikan dan pembatasan sponsor kegiatan olahraga.
Selain itu, Politisi Fraksi PKS itu menegaskan perlunya penegakan hukum yang lebih tegas. Sebab itu, ia mendorong pemangku kepentingan terkait untuk memperjelas aturan-aturan turunan seperti peraturan pemerintah dan peraturan daerah.
“Kita perlu mendorong pemerintah bersama Komisi XI untuk meningkatkan cukai hasil tembakau agar masyarakat, terutama anak-anak, terhalang untuk membeli rokok, dan pemerintah daerah untuk mengatur soal pengendalian konsumsi rokok melalui perda-perdanya,” ungkap Netty kepada Parlementaria usai menerima audiensi Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) dan Center For Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) terkait dukungan penguatan pengendalian konsumsi produk tembakau di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/8/2024).
Dirinya juga mencatat pentingnya keteladanan dari tokoh masyarakat dan agama dalam membentuk perilaku generasi muda. Menyusul pergantian periode anggota DPR mendatang, ia berharap pemimpin bangsa yang baru mengawal kebijakan pengendalian konsumsi rokok.
Terkait aturan turunan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2024, Netty menjelaskan bahwa Komisi IX akan terus berupaya mendorong upaya promotif dan preventif dalam mengubah perilaku masyarakat. Ia menekankan bahwa kebijakan fiskal, seperti menaikkan cukai tembakau, harus diimbangi dengan pendekatan non-fiskal yang menyentuh pola pengasuhan keluarga.
Dengan adanya audiensi ini, diharapkan ada langkah nyata dalam pengendalian rokok demi kesehatan generasi mendatang. “Perilaku orang tua berpengaruh besar pada kebiasaan anak. Jika orang tua perokok, kemungkinan anak untuk ikut merokok sangat tinggi. Saya harap pola ini bisa kita ubah bersama sehingga terputus tali konsumsi rokok antar generasi,” tandasnya. •um,naf/aha
- Komisi IX
- Seputar Isu