#Politik dan Keamanan

Peretasan NPWP Jadi ‘Pukulan’ Kembali bagi Pemerintah dalam Persoalan Pengamanan Data

Anggota Komisi I DPR RI Ali Imron Bafadal dalam Raker Komisi I DPR RI bersama Menko Polhukam dan Kementerian Kominfo di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (23/9/2024). Foto : Runi/Andri.
Anggota Komisi I DPR RI Ali Imron Bafadal dalam Raker Komisi I DPR RI bersama Menko Polhukam dan Kementerian Kominfo di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (23/9/2024). Foto : Runi/Andri.

PARLEMENTARIA, Jakarta – Belakang ini ramai diberitakan atas dugaan bocornya data NPWP yang mencuat karena pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto, mengunggah tangkapan layar situs Breach Forums. Melalui akun X @secgron, ia menyebut sebanyak enam juta data NPWP diperjualbelikan dalam situs itu oleh akun bernama Bjorka pada tanggal 18 September 2024.

Selain NPWP, data yang juga terseret, di antaranya Nomor Induk Kependudukan (NIK), alamat, nomor telepon, surat elektronik (email), dan data lainnya. Harga jual seluruh data itu mencapai Rp150 juta.

Menanggapi itu, Anggota Komisi I DPR RI Ali Imron Bafadal menilai kejadian atas diretasnya data NPWP menjadi ‘pukulan’ kembali bagi pemerintah Indonesia. Hal itu ia sampaikan kepada Kementerian Kominfo yang hadir dalam Raker Komisi I DPR RI.

“Bahkan mereka kelompok ini pernah menantang kita untuk menunggu kapan untuk digerebek gitu Pak,” ujar Ali Imron dalam Raker Komisi I DPR RI bersama Menko Polhukam dan Kementerian Kominfo di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (23/9/2024).

Maka dari itu, dirinya berharap, akan ada koordinasi lebih guna mengambil tindakan lebih lanjut. Terlebih menurutnya, Bjorka sendiri pernah ditindak dengan penahanan di luar negeri. “Nah dengan koordinasi dari Kominfo ini kita ingin hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi,” imbuhnya.

Selain itu, ia juga berharap Menkopolhukam dapat memberikan kebijakan terkait koordinasi antara Kementerian Kominfo dengan lembaga seperti BSSN di masa mendatang. Agar ketika kejadian serupa terjadi, tidak ada tumpang tindih maupun saling memojokkan siapa yang benar maupun siapa yang salah.

“Mudah-mudahan Menkopolhukam  dapat memberikan kebijakan-kebijakan kepada dua lembaga (Kominfo dan BSSN) kita dengan satu lembaga ini untuk betul-betul bekerja dengan kebijakan yang sudah diberikan,” tutup politisi Fraksi Gerindra ini.

Dalam kesempatan itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto memberikan tanggapan bahwa berdasarkan analisa sementara, sebagian data Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP yang bocor tidak cocok dengan data asli pemiliknya.

Lebih lanjut, Hadi mengatakan lembaganya bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) juga terus melakukan validasi terhadap data-data yang diduga dibocorkan oleh peretas tersebut, baik data NIK, NPWP, maupun nomor telepon.

Menurutnya, tim internal dari Kementerian Keuangan juga telah bekerja untuk menindaklanjuti informasi kebocoran data itu. Dalam waktu dekat ini, lanjut Hadi, Kemenko Polhukam akan menggelar rapat lintas menteri yang juga dihadiri sejumlah direktur jenderal untuk membahas permasalahan dugaan kebocoran data tersebut dan mencari solusi serta mitigasi.

Sejauh ini, Hadi mengatakan pemerintah sudah memiliki upaya jangka pendek untuk mengatasi sejumlah dugaan kebocoran data, baik data NPWP maupun NIK, hingga terbentuknya Lembaga Perlindungan Data Pribadi, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang tentang Perlindungan Data Pribadi (PDP). •hal/rdn

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *