13 December 2024
Kesejahteraan Rakyat

Peningkatan Anggaran Kesehatan Diharapkan Fokus pada Promotif dan Preventif

  • Agustus 21, 2024
  • 0

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena saat menjadi narasumber pada diskusi Dialektika Demokrasi di Gedung Nusantara I, DPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (20/8/2024). Foto:

Peningkatan Anggaran Kesehatan Diharapkan Fokus pada Promotif dan Preventif
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena saat menjadi narasumber pada diskusi Dialektika Demokrasi di Gedung Nusantara I, DPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (20/8/2024). Foto: Farhan/vel.

PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena menekankan pentingnya peningkatan anggaran kesehatan yang kini mencapai 5,5 persendari total APBN, atau sebesar Rp197,8 triliun. Anggaran ini diharapkan mampu menjawab berbagai kebutuhan kesehatan masyarakat, dengan fokus pada perubahan paradigma dari kuratif ke promotif dan preventif.

Pernyataan tersebut ia ungkapkan saat diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema “Membedah Pidato Presiden di Bidang Kesehatan yang Kian Membaik”, di Gedung Nusantara I, DPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (20/8/2024).

“Paradigma kesehatan di Indonesia kini bergeser ke arah promotif dan preventif, dan ini menjadi sangat penting untuk didukung oleh anggaran kesehatan yang memadai,” ujar Melki, sapaan akrabnya.

Politisi Fraksi Partai Golkar itu juga menyoroti program transformasi kesehatan yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan, yang menekankan pada penguatan pelayanan kesehatan di tingkat paling dasar, seperti posyandu dan puskesmas. Menurutnya, program ini adalah kunci dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia, khususnya di daerah terpencil.

Melki juga menyinggung masalah penanganan penyakit menular seperti tuberkulosis (TB) yang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Ia memuji upaya semua pihak dalam meningkatkan kesadaran dan penanganan TB, yang diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat penyakit tersebut.

Selain itu, diskusi juga membahas soal target penurunan stunting yang belum sepenuhnya tercapai. Melki menggarisbawahi perlunya standarisasi metode penghitungan stunting agar data yang dihasilkan lebih akurat dan bisa diandalkan dalam pengambilan kebijakan.

Menutup paparannya, Melkiades mengajak semua pihak untuk lebih memperhatikan integrasi program kesehatan antar lembaga, serta memastikan anggaran kesehatan benar-benar digunakan untuk tujuan yang tepat. Ia juga menyoroti pentingnya digitalisasi dalam layanan kesehatan untuk menjangkau seluruh pelosok tanah air.

Selain Melki, acara ini menghadirkan dua narasumber yang kompeten di bidang kesehatan, Mayjen (Purn) dr Ponco Agus Prasojo, Sp.B-KBD (Mantan Kapuskes TNI), dan Prof. Dr. Toar Jean Maurice Lalisang, Sp.B-KBD (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia). Acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam menyusun strategi kesehatan nasional yang lebih baik ke depannya. •ssb/rdn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *