13 December 2024
Kesejahteraan Rakyat

Temuan Timwas: Jemaah Haji Sakit Diare Akibat Insiden Makanan Basi dan Tanpa Sayur-Mayur

  • Juni 13, 2024
  • 0

Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Endang Maria Astuti saat melakukan pengawasan haji 2024 di Mekkah, Kamis (13/6/2024). Foto: Singgih/vel. PARLEMENTARIA, Makkah – Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI

Temuan Timwas: Jemaah Haji Sakit Diare Akibat Insiden Makanan Basi dan Tanpa Sayur-Mayur
Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Endang Maria Astuti saat melakukan pengawasan haji 2024 di Mekkah, Kamis (13/6/2024). Foto: Singgih/vel.

PARLEMENTARIA, Makkah – Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Endang Maria Astuti, menyampaikan keprihatinannya terhadap kualitas makanan yang disajikan kepada jemaah haji Indonesia. Endang mengungkapkan temuan serius di sektor 5 mengenai makanan siang yang disajikan kepada para jemaah. 

Menurut Endang, makanan siang tersebut didominasi oleh karbohidrat dengan porsi sekitar 85 persen, tanpa sayuran, dan hanya disertai lauk ikan. Ia menekankan bahwa komposisi makanan seperti ini sangat berbahaya bagi kesehatan jemaah haji.

 “Kita ingin memanusiakan, menghormati, dan memuliakan jemaah haji kita, sehingga konsumsi seperti itu sangat berbahaya,” ujarnya kepada Parlementaria, di Makkah, Arab Saudi, Rabu (12/06/2024).

Lebih lanjut, Politisi Fraksi Partai Golkar itu juga menyoroti laporan dari jemaah di sektor lain yang mengalami keracunan makanan akibat makanan basi. Akibatnya, banyak jemaah mengalami diare dan pusing. “Jemaah kita dengan makanan yang basi tersebut akhirnya semua diare, ada yang pusing, dan sebagainya,” kata Endang.

Makanan yang disajikan hanya bernilai sekitar 8 hingga 10 Riyal, jauh di bawah nominal kontrak sebesar 15 Riyal.

Temuan ini menimbulkan pertanyaan mengenai kualitas katering yang dipesan. Endang menekankan pentingnya evaluasi terhadap kontrak katering, apakah sesuai dengan yang telah disepakati atau terjadi penyimpangan. Ia juga membandingkan nominal yang dianggarkan dengan kualitas makanan yang disajikan. Menurutnya, makanan yang disajikan hanya bernilai sekitar 8 hingga 10 Riyal, jauh di bawah nominal kontrak sebesar 15 Riyal.

“Ini perlu evaluasi kembali ke depannya agar jemaah kita dimuliakanlah dari sisi konsumsi. Komisi VIII sudah mendorong agar perbaikan ini betul-betul dilaksanakan di tahun ini,” jelas Endang.

Endang menambahkan, insiden makanan basi yang mengakibatkan lebih dari 50 jemaah sakit, hampir mendekati 100 orang, harus segera ditindaklanjuti. “Ini perlu segera ditindaklanjuti,” tegasnya.

Keprihatinan ini muncul di tengah upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan bagi jemaah haji Indonesia. Evaluasi dan perbaikan kualitas makanan diharapkan dapat mencegah insiden serupa di masa mendatang, demi kesehatan dan kenyamanan jemaah haji. •skr/rdn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *