PARLEMENTARIA, Padang – Banjir bandang kembali terjadi di sekitar aliran Sungai Batang Anai di Sumatera Barat, pada Mei 2024. Akibat peristiwa yang terus terulang tersebut, Komisi IV DPR RI mendorong adanya kajian komprehensif untuk mengembalikan fungsi Sungai Batang Anai sebagai jalur air. Sebab, selama ini, ada sekitar 159 keluarga yang membuka usaha di sepanjang aliran Sungai Batang Anai, yang menyebabkan adanya penyempitan sungai.
Anggota Komisi IV H.T.A. Khalid mengatakan, kajian tersebut untuk mengembalikan kembali fungsi Sungai Batang Anai yang sebenarnya memiliki kapasitas yang cukup dalam mengalirkan air dari Lembah Anai maupun menampung erupsi dari Gunung Marapi tersebut.
“Tadi kita berkesimpulan bahwa ini kita minta KLHK beserta pemerintah daerah melakukan pengkajian secara komprehensif, mulai dari atas sampai ke hilir, dari hulu sampai ke hilir, sehingga ke depan tidak terulang lagi,” kata Khalid kepada Parlementaria, di Padang, Sumatera Barat, Rabu (5/6/2024).
Diketahui, salah satu penyebab banjir bandang terjadi, selain hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Sumatera Barat, juga terdapat faktor penyempitan sungai, sehingga sungai tak mampu menampung debit air yang banyak. Penyempitan tersebut dikarenakan adanya masyarakat yang membangun tempat wisata hingga tempat usaha di sekitar Lembah Anai dan sepanjang jalan penghubung antara Padang dan Bukittinggi tersebut.
“Ini memang ada penyempitan muara. Kemudian ada erupsi yang di atas oleh gunung Marapi. Dimana potensi material di sana itu menurut dari informasi yang kami dapat itu ada sekitar hampir satu juta, ini yang mengalir sekitar 200. Ini ada problem besar di atas. Maka tadi kami berkesimpulan ini harus dilakukan kajian secara komprehensif, sehingga tidak terulang lagi,” jelasnya.
Sementara itu, kepada masyarakat yang selama ini telah membuka tempat wisata dan tempat usaha pada area tersebut, Khalid mendorong adanya realokasi ke tempat yang aman bagi mereka. Realokasi ini agar nantinya masyarakat dapat tetap berjualan dengan aman.
“Kita lakukan pengkajian, mungkin mereka yang selama ini duduk, membangun tempat jualan di badan sungai, mungkin kita geser di mana titik amannya. Maka perlu pengkajian secara komprehensif di mana titik amannya, kalau tidak sama saja kan mereka bangun lagi, nanti pas hujan dibawa lagi, kan sayang juga masyarakat,” harap Legislator Dapil Aceh II ini. •bia/aha