PARLEMENTARIA, Bogor – Libur cuti bersama pascalebaran menjadi momen berharga bagi para pelancong dari berbagai kota besar berduyun-duyun memenuhi jalanan di sepanjang Kawasan Pecinan Surya Kencana, Bogor Tengah, Bogor, Jawa Barat. Dikenal sebagai kawasan wisata kuliner yang kaya harmoni budaya, mereka menikmati liburan serasa seperti ‘Bhineka Tunggal Ika’.
Kota Bogor memiliki beberapa kawasan yang awet merawat pluralisme. Salah satu di antaranya adalah kawasan Jalan Surya Kencana. Walaupun didominasi oleh keturunan Tionghoa, masyarakat keturunan lainnya dari berbagai suku dan budaya lainnya tetap berbaur dengan harmonis.
Tidak heran, selain banyak lokasi kuliner, di kawasan Surya Kencana ditemukan ragam rumah ibadah, seperti masjid, klenteng, vihara, dan gereja. Alasan inilah yang membuat kawasan ini memiliki daya tarik objek bagi pelancong untuk menjelajah rasa dan pikiran, atau sekadar melepas penatnya kelelahan.
Daniel Basuki (32), salah satu pelancong yang berasal dari Jakarta, mengaku menikmati keunikan kawasan Surya Kencana sambil berwisata kuliner dengan pasangan dan keluarga besar. Walaupun bukan seorang muslim, dirinya mengaku senang karena momen liburan pascalebaran ini juga bisa jadi ajang silahturahmi.
“Ramai-ramai, saya ke sini bareng istri dan keluarga saya. Kami susah ketemu kalau liburan biasa. Kalau liburan lebaran, lebih mudah buat jalan-jalan bareng keluarga, di sini (Surya Kencana) banyak pilihan,” ungkap Daniel kepada Parlementaria, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/2024).
Senada, Noverina Saum (28), seorang pelancong dari Bekasi mengungkapkan kawasan Surya Kencana bukan tempat yang asing baginya. Banyak opsi kuliner yang beberapa kali ia datangi bersama kawan.
Menyambut liburan panjang usai lebaran, dirinya mengatakan sudah berniat lama ingin memanfaatkan momen ini untuk napak tilas kuliner bersama dengan sanak saudara.
Di antara kuliner khas yang dijelajahinya seperti Lomie, es podeng, es pala, es doger, batagor, soto mie, laksa, combro, kue basah, bubur, cakwe, rujak uleg, bakso kikil, dan nasi uduk.
“Dulu saya kuliah di Bogor. Jadi, Bogor itu familiar di memori saya. Sering ke sini (kawasan Suryakencana) bareng teman kampus. Kalau sekarang, pengen sama keluarga, karena kapan lagi, kan,” tuturnya.
Sebelumnya, Kota Bogor pernah memiliki masa kelam terkait isu toleransi, plularisme, dan HAM yang bergulir selama belasan tahun. Menyelesaikan isu-isu ini yang bukan perkara mudah bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Walaupun begitu, segenap Pemkot Bogor berusaha meyakinkan semua pihak bahwa kota Bogor melindungi dan merawat setiap kebhinekaan yang telah diwarisi untuk generasi masyarakat Kota Bogor
Tidak hanya itu saja, Pemkot Bogor kerap mengingatkan masyarakat untuk membuka diri, berbesar hati untuk duduk menyelesaikan masalah yang terjadi. Hal ini krusial agar tidak menjadi warisan masa lalu yang menjadi ‘beban’.
Sebab itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto memilih kawasan Suryakencana sebagai ikon pusaka Kota Bogor. Menurutnya, kawasan ini menjadi cermin yang menghidupkan harmoni antaretnis, suku, budaya, dan agama di Kota Bogor.
Setali tiga uang, Ketua DPR RI Dr (H.C) Puan Maharani berharap momen lebaran tahun ini untuk menyulam silaturahmi antar elemen bangsa. Tidak hanya itu saja, ia berharap persatuan dan kesatuan tetap terjadi demi Tanah Air Indonesia.
“Mari menyulam silaturahmi, memutihkan nurani. Semoga segala khilaf dan cela, berangsur sirna dibalut maaf, ikhlas seutuhnya,” ucap Puan.
Menutup pernyataannya, dirinya mendorong seluruh pemangku kepentingan terkait di Indonesia agar semakin mengedepankan toleransi antarumat beragama dan golongan. “Selamat merayakan hari kemenangan, mari terus merajut persatuan dan kesatuan bangsa,” tutupnya. •um/rdn