#Industri dan Pembangunan

Mukhtarudin: Apresiasi Kesiapan Stok Listrik dan BBM di Jawa Timur

Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin saat mengikuti pertemuan agenda kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/3/2024). Foto: Dep/nr.
Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin saat mengikuti pertemuan agenda kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/3/2024). Foto: Dep/nr.

PARLEMENTARIA, Surabaya – Kesiapan PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero)  dalam konteks untuk mempersiapkan ketersediaan energi BBM maupun listrik sangatlah penting dalam rangka menunjang proses mudik lebaran maupun arus baliknya ke kota asal. Demikian dikatakan Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin saat mengikuti agenda kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi Jawa Timur. 

Ia menyampaikan, dari paparan yang disampaikan pihak Pertamina maupun PLN secara keseluruhan, Komisi VII DPR menilai kedua perusahaan plat merah tersebut sudah siap mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dalam momen mudik Lebaran yang terkait dengan masalah ketersediaan energi BBM dan pasokan listrik.

“Artinya mereka sudah siap. Pertamina secara stok sudah siap. Distribusi, SDM dan infrastruktur juga sudah siap. PLN juga sudah mempersiapkan infrastruktur dan mengantisipasi jika ada hal-hal yang harus dilakukan secara darurat. Ini merupakan sesuatu hal yang harus kami apresiasi, baik kepada Pertamina maupun kepada PLN. Tinggal yang menjadi catatan kita soal manajemen lapangan,” tandas Mukhtarudin di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/3/2024).

Ia menekankan pentingnya soal manajemen lapangan, karena menurutnya meski infrastruktur yang ada sudah bagus, sdm-nya dan bahan bakunya sudah ada, stok juga cukup tetapi kalau sisi daripada manajemen lapangannya kurang baik tentu akan menimbulkan persoalan dan tidak maksimalnya pelayanan yang diberikan. 

“Dan yang tidak kalah pentingnya adalah soal SPKLU atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum, karena sudah banyak orang yang mudik menggunakan kendaraan listrik sehingga PLN juga harus mempersiapkan SPKLU di tiap titik atau tempat yang telah ditentukan,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Mukhtarudin, poin penting lainnya juga yaitu mengenai masalah sosialisasi kepada masyarakat. Pertamina menyiapkan fasilitas istirahat dan segala macamnya, seperti ganti oli dan lain sebagainya, demikian juga PLN. Namun apabila masyarakat tidak tahu maka mereka tidak akan mengerti. Bila terjadi apa-apa mereka akan merasa kebingungan 

“Sehingga setelah ini kita meminta PLN maupun Pertamina mensosialisasikan kepada masyarakat secara masif melewati seluruh jaringan yang ada. Bahkan juga mungkin melalui iklan, baik di televisi, media sosial, dan lain-lain sehingga hal ini betul betul bisa diketahui oleh masyarakat secara umum. Titiknya di mana, pelayanannya seperti apa, sehingga ini memudahkan pelayanan bagi masyarakat,” papar Mukhtarudin.

Dijelaskannya, manajemen lapangan yang dimaksud yaitu stakeholder yang ada, baik Pertamina maupun PLN, tidak hanya duduk di belakang meja. Artinya mereka harus turun ke lapangan untuk mengecek semua kesiapan infrastruktur, SDM, serta sistemnya seperti apa. 

“Ini harus di kroscek secara benar. Menurunkan Satgas di lapangan agar komunikasi dan koordinasi tidak terhambat. Yang sering terjadi di lapangan, komunikasi maupun koordinasi di lapangan itu sering terlambat, bahkan mereka baru mengetahui kondisi yang ada dari kabar media sosial,” tutup Mukhtarudin. •dep/aha

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *