Piutang Meningkat Jelang Lebaran, Legislator: Bisnis Pembiayaan ‘Survive’, Masyarakat Terlindungi
- 0
- 3 min read
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Amir Uskara saat memimpin pertemuan dengan OJK dalam rangka kunjungan kerja spesifik ke Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (14/3/2023). Foto: Puntho/nr.
PARLEMENTARIA, Bogor – Bulan Ramadan dan jelang Idul Fitri, bukan hanya merupakan momen spiritual. Secara historis, kebutuhan pembiayaan masyarakat pun akan melonjak pada momen suci ini. Berdasar data OJK, peningkatan ini terlihat dari tren data pembiayaan selama lima tahun terakhir yang selalu meningkat di satu bulan sebelum hari Raya Idul Fitri.
Adapun pembiayaan paling besar disumbang oleh kredit kendaraan bermotor, untuk keperluan mudik atau berpergian selama libur lebaran. Selain sektor multifinance, OJK juga memperkirakan pembiayaan melalui platform ‘Buy Now Pay Later’ akan mengalami tren kenaikan utamanya untuk membeli kebutuhan Ramadan dan tiket mudik Lebaran.
Hal itu terungkap saat Komisi XI DPR RI menggelar kunjungan kerja spesifik ke Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (14/3/2023) dalam pertemuan dengan OJK. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Amir Uskara saat diwawancarai Parlementaria usai acara menekankan asas keseimbangan antara industri Perusahaan Pembiayaan tetap bisa survive dan disisi lain masyarakat juga tetap terlindungi.
“Kami ingin yang pertama bagaimana industri ini tetap bisa survive, tapi juga masyarakatnya terlindungi. Kami tidak ingin masyarakat karena terdesak, kemudian mengambil padahal tidak sesuai dengan kemampuan pengembalian, ini semua kami jaga,” ujar Amir.
“Kami tidak ingin masyarakat karena terdesak, kemudian mengambil padahal tidak sesuai dengan kemampuan pengembalian,
Khususnya aspek kredit kendaraan bermotor, Amir memberi warning kepada perusahaan pembiayaan tetap berhati-hati dalam memberikan kredit agar pertumbuhan piutang tidak diiringi dengan kenaikan risiko kredit. Terlebih dengan regulasi yang ada saat ini, masyarakat dengan sangat mudah mendapatkan cicilan dari Bank Indonesia (BI).
“Saya kira itu rutin biasanya menjelang Lebaran biasanya ada (kendaraan bermotor, ini juga kita warning kepada industri untuk hati hati karena bagaimanapun kendaraan bermotor saat ini dengan regulasi yang sangat mudah untuk mendapatkan dari BI ya. Itu juga bisa menjadi salah satu sumber masalah buat pembiayaan,” pesannya.
Namun demikian, ungkap Amir, Komisi XI secara garis besar mengapresiasi peran OJK dalam memberikan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat, khususnya warga Bogor dan Jawa Barat agar memiliki pemahaman yang baik tentang produk layanan keuangan sehingga dapat menggunakan pembiayaan tersebut secara bijak.
“Sehingga kita bersama dengan OJK hari ini ingin melihat kondisi itu bagaimana di Bogor, Jawa Barat. Dan kami mendapatkan informasi dari seluruh asosiasi dan bahkan industri bahwa apa yang dilakukan selama ini sudah dalam kontrol dan sesuai aturan yang ada di OJK,” puji Politisi Fraksi PPP ini.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman memproyeksikan terjadi kenaikan permintaan pembiayaan seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk persiapan puasa dan lebaran, pembelian tiket mudik serta pembelian kendaraan bermotor R2 dan R4.
Hal ini juga dipicu semakin berkembangnya ‘Buy Now Pay Later’ yang dilakukan masyarakat melalui e-commerce. OJK memproyeksikan pada Maret 2024 pertumbuhan piutang pembiayaan berada pada kisaran 11% hingga 13%. Hal ini menunjukkan Ramadan memiliki dampak cukup signifikan dengan penyaluran pembiayaan perusahaan pembiayaan. •pun/aha
- Komisi XI
- Seputar Isu