Kerja Sama ‘Sister City’ dengan Kroasia Dorong Pariwisata Bali Lebih Berkelanjutan
- 0
- 3 min read
Anggota BKSAP DPR RI Puteri Anetta Komarudin saat mengikuti kegiatan BKSAP Day ke Bali, Provinsi Bali, Kamis (16/11/2023). Foto: Anju/nr.
PARLEMENTARIA, Bali – Anggota BKSAP DPR RI Puteri Anetta Komarudin mengatakan kerja sama sister city antara Bali dengan negara Kroasia menjadi langkah awal yang baik bagi Provinsi Bali untuk mengembangkan pariwisata Bali secara lebih berkelanjutan. Hal ini mengingat negara Kroasia memiliki dua kota pariwisata utamanya. Yakni, kota Zadar dan kota Dubrovnik.
“Ya, tentu kita menyambut dengan sangat baik penjajakan dari ‘Sister City’ antara negara Kroasia dengan Provinsi Bali, terutama di dua kota pariwisata di sana (Kota Zadar dan Kota Dubrovnik). Menurut kita, ini bisa menjadi salah satu awal yang baik,” kata Puteri Anetta Komarudin saat diwawancarai Parlementaria usai mengikuti kegiatan BKSAP Day ke Bali, Provinsi Bali, Kamis (16/11/2023).
Lebih lanjut, Puteri mengatakan bahwa fokus utama dari kerja sama ini adalah bagaimana Provinsi Bali dapat menjadi daerah pariwisata yang lebih berkelanjutan, mengelola sampah, dan menangani kemacetan, yang merupakan permasalahan utama di wilayah tersebut. Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya memastikan bahwa pertumbuhan pariwisata pasca pandemi Covid-19 tidak merusak ekosistem yang sudah ada.
“Dan tentu paling utama, kita harus mendorong supaya yang paling banyak mendapatkan manfaat dari bangkitnya pariwisata Bali ini adalah warga masyarakat lokal yang berada di Provinsi Bali ini. Jadi, pemberdayaan masyarakat lokal ini menjadi sangat penting,” tambah Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Provinsi Bali dinilai juga perlu mendapatkan peningkatan DAU terkait daerah pariwisata. Sebab, kontribusinya kepada negara sudah signifikan. Sehingga, diharapkan peningkatan DAU tersebut dapat membuat pariwisata di Bali lebih berkelanjutan
Puteri juga menekankan perlunya peningkatan edukasi di sektor pariwisata. Dia menyoroti kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas dan kompetensi serta sumber daya manusia di sektor pariwisata.
Dalam konteks ini, Anggota Komisi XI ini juga mengingatkan perlunya peningkatan Dana Alokasi Khusus (DAK) aspirasi untuk daerah pariwisata, terutama di Provinsi Bali yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi negara.
“Saya yakin yang tadi kita sampaikan, terkait dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) aspirasi misalnya, untuk daerah pariwisata, itu masih harus terus ditingkatkan. Terutama di Provinsi Bali yang sudah sangat banyak menyumbang untuk negara kita. Jadi, kontribusi Provinsi Bali selama ini, di sektor pariwisata, harus juga kita hitung pada saat kita menyalurkan dana dari Pemerintah Pusat tentunya,” ujarnya.
Dengan demikian, Legislator Dapil Jawa Barat itu berharap agar bangkitnya pariwisata di Provinsi Bali akan menjadi motivasi untuk mengembangkan daerah destinasi wisata prioritas lainnya, seperti Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia menekankan pentingnya belajar dari pengalaman dan kesalahan yang terjadi di Bali untuk menciptakan daerah wisata yang lebih berkelanjutan.
“Ya, kalau saya berharapnya, bangkitnya pariwisata Provinsi Bali ini menjadi salah satu penyemangat untuk kita. Supaya daerah destinasi wisata prioritas yang telah ditetapkan pemerintah, termasuk juga tetangganya Provinsi Bali, Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga bisa berkembang, belajar dari kesalahan yang berada di Provinsi Bali sekarang, menjadi daerah wisata yang lebih sustainable. Dan tentu harapannya bisa mendorong supaya nama Indonesia ini semakin terkenal di mata dunia. Apalagi, kalau sekarang Provinsi Bali juga sudah sangat mendunia, tentu daerah-daerah pariwisata yang prioritas tersebut, juga bisa kita dorong supaya namanya bisa seharum Provinsi Bali,” tutupnya. •aas/rdn
- BKSAP
- Seputar Isu