Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung memimpin Kunjungan Kerja Spesifik ke ke Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, dalam kesempatan ini Komisi VI melakukan fungsi pengawasannya dengan mendengar secara langsung kondisi aktual, permasalahan serta tantangan yang dihadapi oleh Perum Jasa Tirta II. Komisi VI juga mempertanyakan langkah terobosan yang sedang dan akan dilakukan oleh perusahaan dalam rangka peningkatan kinerja dan kontribusi BUMN oleh Perum Jasa Tirta II Jatiluhur.
“Untuk itu, pada kesempatan kunjungan kerja spesifik hari ini, kami dari Komisi VI DPR RI ingin mendengar secara langsung kondisi aktual, permasalahan serta tantangan yang dihadapi,” papar Martin di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Rabu (8/11/2023).
Saat rapat Martin menyampaikan, pasokan air untuk irigasi air minum melalui PDAM dan industri dapat dipasok sampai akhir tahun 2023 dengan catatan semua pihak mematuhi kesepakatan alokasi air yang sudah disepakati bersama. Sedangkan apabila hujan belum kunjung turun, Jasa Tirta II bersama PT. PLN Indonesia Power dan PT. PLN Nusantara Power, BBWS Citarum (Kementerian PUPR) dibantu BMKG, BRIN akan menyiapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
TMC akan dilaksanakan untuk 30 hari operasi dan pelaksanaannya masih fleksibel apabila memang potensi awannya masih cukup tinggi dan kebutuhan air di tiga waduk masih diperlukan tambahan. Dengan kesepakatan pola operasi yang sudah dioperasikan kepada para pemanfaat bisa dilaksanakan secara bersama-sama di lapangan.
“Dukungan dari para pemanfaat air sangat diperlukan agar menggunakan air secara optimal sampai di akhir tahun ini,” ujar Politisi Fraksi Partai NasDem ini.
Turut hadir dalam Kunjungan Kerja Spesifik ini Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra La Tinro La Tunrung dan Mulan Jameela, hadir pula Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron. Dalam kunjungan ini Komisi VI disambut oleh Koordinator Perum Jasa Tirta II Wawan Chaerul Anwar dan Direktur Utama Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Imam Santoso. •ssb/aha