#Kesejahteraan Rakyat

Kasus Cacar Monyet Bertambah, Edy Wuryanto Dorong ‘Active Case Finding’

Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto. Foto: Dok/Man.
Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto. Foto: Dok/Man.

Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto mendorong perluasan vaksinasi hingga tracing kepada kelompok berisiko untuk mencegah penyebaran penyakit cacar monyet atau monkeypox (Mpox). Mengingat, kasus monkeypox di Indonesia dalam beberapa pekan terus mengalami peningkatan. Tercatat, jumlah kasus cacar monyet di Indonesia saat ini mencapai 35 kasus.

Edy mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan perlu melakukan tracing, terutama pada kelompok berisiko. “Lakukan active case finding. Jadi tidak menunggu pasien datang tapi datangi kelompok berisiko dan lakukan deteksi,” kata Edy di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (8/11/2023).

“Lakukan activecase finding. Jadi tidak menunggu pasien datang tapi datangi kelompok berisiko dan lakukan deteksi,”

Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini menambahkan, Kemenkes punya kewenangan untuk melakukan intervensi untuk melakukan active case finding. Mereka bisa mendatangi kelompok berisiko dan orang di sekitar pasien monkeypox yang berpotensi tertular. Dengan kewenangan kemenkes ini, seharusnya tidak ada penolakan untuk melakukan active case finding. Inisiatif untuk menggandeng lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga merupakan hal yang sudah tepat.

Langkah lain yang digaungkan adalah mengurangi potensi penularan dan menghindari penyebaran ke wilayah lain. Disebutkan bahwa penularan monkeypox karena aktivitas seksual. Karenanya, Edy menyarankan agar tidak ada kegiatan seksual dengan orang yang tidak dikenal juga perlunya vaksinasi kepada kelompok berisiko.“Harus tepat sasaran dan bisa memproteksi  kelompok tersebut dan orang disekitarnya,” ucapnya.

Sebelumnya dalam Rapat Kerja bersama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan penyebaran cacar monyet sudah meluas tidak hanya di DKI Jakarta, melainkan di Banten dan Jawa Barat.

“Mpox di kita per kemarin itu ada 34 kasus. Ini menyebar dari Jakarta ke Banten dan Jawa Barat. Tahun lalu naik di seluruh dunia, makin ke sini Indonesia ditemukan tahun lalu. Kena satu kasus, imported case dari dari Singapura, tetapi sekarang itu di Jakarta sudah penularan lokal,” papar Menkes Budi.

Ia menyatakan penyakit ini masuk kategori sensitif, lantaran lebih banyak terjadi di segmen khusus seperti Lelaki Suka Lelaki (LSL). Budi juga mengakui untuk monkeypox memang sengaja tidak dilakukan secara high profile, mengingat Kemenkes harus bekerja secara diam-diam dengan kelompok sosial seperti LSL dan semacamnya. 

“Karena takutnya akan memberikan stigma sehingga jadi tidak efektif intervensi kesehatannya. Tapi penyebarannya meningkat dan ini yang terjadi sudah penularan lokal banyak yang di Jakarta, dan kemarin juga sudah mulai menyebar ke Banten dan Bandung,” jelasnya.

Kendati demikian, Menkes Budi mengatakan penanganan kasus Mpox sampai saat ini masih bisa ditangani dan sudah disiapkan vaksinnya. “Jadi, kita akan kasih vaksinnya benar-benar tidak ke semua orang, tetapi ke kelompok-kelompok dengan faktor risiko khusus dan obatnya juga sudah,” pungkasnya. •tmd,ann/aha

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *