Hamid Noor Yasin: Banyak Jemaah Indonesia Terlantar, Evaluasi Total Masyariq Haji
- 0
- 3 min read
Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Hamid Noor Yasin saat menjadi Timwas Haji memantau perkembangan kondisi jamaah haji di Makkah, Minggu (2/7/2023). Foto: Oji/nr.
Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Hamid Noor Yasin menyoroti tajam terkait penyedia layanan haji Arab Saudi (Masyariq). Timwas Haji DPR, kata Hamid, ingin melakukan evaluasi menyeluruh berkaitan dengan masyariq jemaah haji Indonesia.
“Komitmen tidak dilaksanakan dengan baik oleh masyariq, sehingga banyak jemaah haji Indonesia yang terlunta dan tersiksa,” kata Hamid yang tengah memantau perkembangan kondisi jamaah haji di Makkah, Minggu (2/7/2023).
Legislator Dapil Jawa Tengah V ini menegaskan bahwa komitmen pelaksanaan ibadah haji yang ramah Lansia semakin tahun harus betul-betul diperhatikan. Hal itu mulai dari embarkasi, bandara, Mekah, Madinah, juga terutama di Armuzna. Menurutnya, persoalan yang terjadi terutama di Armuzna saat ini karena banyaknya jemaah yang membludak tidak tertangani dengan baik sehingga tenda-tenda penuh tidak bisa menampung jemaah.
Politisi Fraksi PKS ini menjelaskan banyak jemaah yang tidur di luar tenda, sementara kondisi cuaca panas sangat panas hijgga sampai di atas 42 derajat celcius. Para jemaah juga mengalami kekurangan minum, kekurangan makan, kekurangan kebutuhan air untuk Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK).
“Transportasi macet di mana-mana terutama di Muzdalifah jemaah menumpuk tidak bisa diangkut hingga 10 jam lebih dalam kondisi panas di atas 40 derajat celcius, sehingga banyak yang dehidrasi dan pingsan,” jelas Anggota Komisi V DPR RI ini.
Karena itu, pelaksanaan ibadah haji tahun ini, kata Hamid, harus betul-betul dievaluasi secara menyeluruh pada seluruh lini. Ia menegaskan tim pelayanan haji dari Arab Saudi (Masyariq) yang saat ini tidak memenuhi komitmen dalam memberi layanan yang baik selama di Arafah Muzdalifah dan Mina berdampak pada banyak jamaah haji indonesia yang terlunta-lunta dan tersiksa terutama di Armuzna.
“Ke depan permintaan penambahan kuota haji ke Arab Saudi memang harus terus diperjuangkan untuk mengurangi jumlah panjangnya antrean daftar tunggu calon jemaah haji indonesia, tapi juga harus dibarengi dengan penambahan sarana prasarana pendukung, infrastruktur, dan fasilitas haji yang memadai terutama di Armuzna. Agar peristiwa penumpukan jemaah, kekurangan tempat tenda, kekurangan makan, kekurangan minum, kekurangan air MCK. Semoga antrian yang panjang tidak terulang lagi untuk haji yang akan datang,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, biaya haji tahun 2023/1444 H sebesar Rp98,,89jt. Biaya yang ditanggung jamaah haji sebesar 49,81jt atau 55,3 persen sementara yg di tanggung BPKH 40,23jt atau 44,7 persen. Di sisi lain, antrean calon jamaah haji semakin tahun semakin panjang.
“Jika kita daftar di tahun ini 2023 dengan setoran awal untuk mendaftar haji 25 juta maka diperkirakan akan diberangkatkan antara 11 tahun sampai 47 tahun ke depan. Kalau misalnya saya ini daftar sekarang di umur 54 tahun berarti bisa jadi nanti umur 101 tahun baru bisa berangkat haji di peruntukkan bagi orang-orang yang mampu. Mampu secara fisik, biaya atau harta maupun secara ruhiyah maknawiyah,” ungkap Anggota BURT DPR RI ini.
Artinya, kata Hamid, semakin panjang antrean daftar tunggu maka peserta haji ke depan akan semakin banyak yang berusia lanjut atau Lansia. “Tahun 2023 ini yang usianya di atas 65 tahun mencapai 67.000 atau sekitar 30 persen dari total jamaah haji kita yang 229.000,” tutupnya. •oji/rdn
- Berita Utama
- Komisi V