Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Ravindra Airlangga (kanan) usai pertemuan friendly talk bersama delegasi Komisi Luar Negeri Parlemen Rusia. Foto: Mares/vel.
PARLEMENTARIA, Jakarta — Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI mendorong akselerasi kerja sama multisektor antara Indonesia dan Rusia dalam pertemuan friendly talk bersama delegasi Komisi Luar Negeri Parlemen Rusia. Pertemuan ini menjadi bagian dari penguatan diplomasi parlemen sekaligus wujud komitmen kedua negara dalam mempererat hubungan bilateral yang telah terjalin selama puluhan tahun.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Airlangga, menyampaikan bahwa dalam waktu dekat akan ada penandatanganan kerja sama penting antara Indonesia dengan Eurasian Economic Union (EAEU) yang ditargetkan berlangsung Desember 2025.
“Dengan kerja sama ini, pertumbuhan perdagangan antara Indonesia dan kawasan EAEU dapat meningkat dua sampai empat kali lipat dalam kurun waktu tiga hingga lima tahun ke depan,” ujar Ravindra di Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Selain sektor perdagangan, perhatian besar juga diarahkan pada sektor energi. Ravindra menjelaskan bahwa Indonesia masih memiliki banyak infrastruktur energi yang memerlukan modernisasi, sehingga terbuka peluang besar bagi kerja sama dengan Rusia.
“Salah satu contohnya adalah kerja sama antara Rosneft dengan Pertamina untuk pengolahan minyak. Ini menjadi peluang strategis untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas infrastruktur energi nasional,” jelasnya.
Di bidang kesehatan, peluang kerja sama juga terbuka melalui Sistema Group, sebuah konglomerasi asal Rusia yang memiliki berbagai paten dan teknologi di bidang medis. Ravindra menyebut bahwa kolaborasi antara Sistema Group dan Bio Farma diharapkan dapat membantu menekan harga obat-obatan di Indonesia.
“Kerja sama ini diharapkan dapat menekan harga obat ke depannya, sehingga masyarakat bisa mendapatkan akses obat yang lebih terjangkau,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Rusia juga menunjukkan dukungan terhadap isu-isu strategis yang menjadi perhatian Indonesia dan dunia, termasuk dukungan terhadap terciptanya solusi dua negara sebagai solusi konflik yang berlarut-larut di tingkat global.
Rusia juga menyampaikan perhatian khusus terhadap kondisi Indonesia, terutama terkait bencana yang terjadi di wilayah Sumatera. Ia menyebut Presiden Rusia, Vladimir Putin, turut menyampaikan rasa prihatin dan harapan agar wilayah terdampak dapat segera pulih.
Terkait penguatan hubungan antarparlemen, Ravindra menjelaskan bahwa berbagai peluang kerja sama telah masuk ke dalam pipeline dan akan direalisasikan secara bertahap.
“Tentu banyak sektor yang bisa kita kerja samakan dengan Rusia. Pipeline-nya sudah tersedia, dan pelan-pelan kita merealisasikannya. Karena dari perjanjian sampai ke realisasi itu membutuhkan waktu dan banyak detail teknis yang harus disiapkan,” tutur Ravindra.
Ia menegaskan bahwa Parlemen Indonesia dan Parlemen Rusia siap berperan aktif untuk mengawal seluruh proses kerja sama tersebut agar berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi kedua negara. “Parlemen Rusia dan Parlemen Indonesia siap mengawasi dan mengawal agar proses ini berjalan mulus,” tegasnya.
Pertemuan friendly talk ini menjadi penanda kuat bahwa hubungan Indonesia dan Rusia tidak hanya terjalin melalui jalur eksekutif, tetapi juga diperkuat melalui diplomasi parlemen sebagai pilar penting dalam menciptakan kemitraan strategis jangka panjang. •bit/aha