Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay saat kunjungan kerja spesifik ke kawasan industri MM2100 Cikarang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/11/2025). Foto : Uc/Andri.
PARLEMENTARIA, Kabupaten Bekasi – Pendidikan vokasi menjadi perhatian Komisi VII DPR RI dalam kunjungan kerja spesifik ke kawasan industri MM2100 Cikarang, Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (26/11/2025). Ketersediaan tenaga kerja terampil dinilai harus berjalan seiring dengan pertumbuhan industri nasional.
Keberadaan lembaga pendidikan vokasi di kawasan ini mendapat apresiasi dari Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay. Ia menilai MM2100 memiliki keunggulan khusus yang tidak ditemukan di banyak kawasan industri lain.
Di kawasan ini berdiri SMK Mitra Industri MM2100 yang hadir untuk menjawab permintaan langsung tenant dan investor. Fasilitas dinilai ini menjadi jembatan penting untuk menyiapkan sumber daya manusia yang sesuai kebutuhan industri.
“Tadi ada yang sangat spesifik di tempat ini yang membuatnya justru berbeda dengan kawasan industri lain, yaitu dia punya SMK sendiri. Nah SMK yang ada di sini justru dimulai dari permintaan dari industri-industri yang ada di sini,” ujar Saleh di tengah kunjungan ke SMK Mitra Industri, Cikarang.
Saleh menjelaskan bahwa pendidikan vokasi yang dikembangkan di kawasan ini menyesuaikan kebutuhan nyata dunia industri. Tidak hanya fokus pada teori, tetapi langsung diarahkan pada kompetensi yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
“Jadi katakan misalnya kalau ada yang butuh, misalnya untuk perbaikan sepeda motor, mobil, kemudian juga ada yang kebutuhan untuk elektronik, dan ada untuk cat dan seterusnya, mereka buat (program studinya),” ungkap politisi Fraksi PAN itu.
Kontribusi industri terlihat kuat dalam penyelenggaraan SMK Mitra Industri. Tenant ikut menyusun kurikulum dan memastikan lulusannya memiliki skill yang relevan. Keterlibatan itu menurut Saleh merupakan wujud tanggung jawab investor terhadap pengembangan sumber daya manusia.
“Itu tanggung jawabnya besar. Tanggung jawabnya tidak lagi hanya diperuntukkan pada yayasan saja, tetapi juga kepada mereka-mereka yang punya investasi di sini,” kata Saleh.
Konsep link and match berhasil diterapkan dalam pendidikan vokasi di kawasan MM2100. Ilmu yang dipelajari selaras dengan teknologi dan kebutuhan perusahaan. Para siswa juga diberikan kesempatan magang yang terhubung dengan industri di dalam dan luar negeri.
“Nah untuk sementara ini, tentu yang paling banyak membutuhkan tenaga kerja mereka ini adalah yang tadi industri-industri yang beroperasi di kawasan ini. Tetapi bukan berarti hanya terbatas di situ, sebab mereka juga melakukan program magang, yaitu sekarang ini sudah ada kerjasama dengan Jepang dan Jerman,” tutur legislator dapil Sumatra Utara II itu.
Saat ini sekitar tiga ribu siswa menempuh pendidikan di SMK Mitra Industri. Upaya ini memperlihatkan bagaimana ekosistem industri dapat berperan langsung dalam menyiapkan tenaga kerja masa depan.
“Ini yang sebetulnya mesti dicontoh oleh kawasan-kawasan industri lain di Indonesia yang jumlahnya kurang lebih 175. Nah kalau itu dikerjakan secara bersama-sama, ini tentu akan sangat menolong pemerintah,” tegas Saleh.
Pemerintah dipandang perlu memberikan dukungan lebih luas. Keberadaan sekolah vokasi di kawasan industri diyakini mempercepat penyerapan tenaga kerja. Dunia usaha akan lebih percaya karena keterampilan siswa dibangun sesuai kebutuhan perusahaan, bukan sebaliknya.
“Perusahaan ini tidak akan segan-segan untuk menampung mereka untuk bekerja, karena skill-nya sudah ada dan skill itu bisa diatur oleh perusahaannya. Misalnya butuh sesuatu di perusahaan itu, mereka akan minta (keterampilan tersebut) untuk diajarkan (di SMK). Saya kira ini juga menjadi semangat untuk teman-teman lain di kawasan industri lain,” lanjut Saleh.
Kepala SMK Mitra Industri MM2100, Lispiyatmini menjelaskan bahwa pembelajaran disusun berdasarkan kebutuhan industri dan diarahkan pada peminatan BMW Plus atau Bekerja, Melanjutkan kuliah, Wirausaha, serta program magang ke Jepang dan Ausbildung Jerman. Pendekatan ini memastikan lulusan memiliki kompetensi yang tepat.
“Yang dilakukan oleh sekolah ini memastikan lulusannya sesuai dengan yang diinginkan oleh industri. Jadi dari awal pembuatan sekolah ini melibatkan industri. Apa yang mereka mau, yang kita luluskan. Sehingga benar-benar kualifikasinya, kompetensinya sesuai dengan industri,” kata Lispiyatmini.
Lis menegaskan bahwa program keahlian di sekolah ini lahir dari kebutuhan industri. Karena itu, setiap lulusan yang memilih langsung bekerja di kawasan MM2100 terserap sepenuhnya. “Kami dari awal pendirian sampai saat ini, yang memilih bekerja itu 100 persen terserap di industri. Karena dari awal sudah industri yang menginisiasi jurusan-jurusan yang ada di sekolah ini,” tegasnya.
Saat ini SMK Mitra Industri memiliki delapan program keahlian yang sesuai permintaan industri di kawasan MM2100. Bidangnya meliputi Teknik Elektronika Industri, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Pemesinan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Kimia Industri termasuk spesialisasi Paint Technology. Ada juga program keahlian Akuntansi dan Akomodasi Perhotelan. •uc/aha