Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina dalam rapat digelar di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa (25/11/2025). Foto : Arif/Andri.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina menyoroti rencana skema pergerakan jemaah haji pada fase Masyair yang dipaparkan Menteri Haji dan Umrah RI dalam Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI terkait persiapan penyelenggaraan haji 1447 H/2026 M.
Dalam rapat tersebut, Selly mengaku bingung dengan skema pergerakan jemaah dari Arafah, Muzdalifah, hingga Mina, terutama terkait waktu kedatangan jemaah di Mina yang disebut paling lambat pukul 11.00 siang pada 10 Juli 2026.
“Saya agak confused, mudah-mudahan saya yang salah memahami. Tapi dari paparan Masyair yang disampaikan Pak Menteri, jemaah bergerak dari Arafah, kemudian ke Musdalifah, lalu ke Mina, dan tiba paling lambat jam 11 siang. Artinya itu terlalu siang, Pak. Ngeri Pak, antisipasi,” ujar Selly dalam rapat digelar di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Menurut Politisi PDI-Perjuangan tersebut, jadwal kedatangan siang hari berpotensi membahayakan jamaah karena proses pergerakan dari Muzdalifah menuju Mina akan terjadi pada kondisi cuaca terpanas. Ia meminta pemerintah tidak menetapkan skenario yang terlalu berisiko. “Itu sudah sampai dzuhur. Jadi tolong itu kita revisi. Jangan sampai kita membuat skema yang terlalu siang,” tegasnya.
Selly menilai jadwal yang aman seharusnya membuat jemaah sudah tiba di Mina pada pagi hari. “Paling buruk itu kalau perlu jam 7 pagi sudah sampai di Mina semua. Atau jam 9 lah, masih anget-anget kuku. Jam 11 siang itu sudah hampir dzuhur,” lanjut Legislator Dapil Jawa Barat VIII ini.
Ia juga menyoroti kondisi Musdalifah yang minim fasilitas, sehingga keterlambatan pergerakan jemaah dapat memperburuk situasi. Selly meminta agar skema Masyair direvisi dalam rangka mitigasi dan perlindungan jamaah. “Sementara kita tahu di Muzdalifah itu kan tidak ada tenda, tidak ada fasilitas apapun. Nah ini yang harus diantisipasi,” pungkasnya. •we/aha