E-Media DPR RI

Keteladanan Nabi Muhammad SAW Jadi Inspirasi Hari Guru Nasional: Hasilkan Didikan Mulia dan Berakhlak

Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. Foto: Tari/vel.
Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. Foto: Tari/vel.


PARLEMENTARIA, Jakarta 
– Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menekankan bahwa kehebatan seorang guru harus diukur dari keteladanan yang diberikan serta kemampuan melahirkan murid yang sanggup menghadapi segala tantangan. Hal itu disampaikan oleh pria yang akrab disapa Fikri itu saat peringatan Hari Guru Nasional (HGN) yang jatuh pada 25 November 2025.

“Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menetapkan tema sentral Guru Hebat, Indonesia Kuat untuk menggarisbawahi urgensi peran pendidik dalam mencetak generasi unggul,” jelasnya dalam keterangan tertulis kepada Parlementaria, di Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Fikri menekankan bahwa kehebatan seorang guru harus diukur dari keteladanan yang diberikan serta kemampuan melahirkan murid yang sanggup menghadapi segala tantangan. 

Secara spesifik, ia mengajak seluruh insan pendidikan untuk meneladani praktik pengajaran Rasulullah Muhammad SAW sebagai guru utama yang diakui sepanjang masa.

Politisi Fraksi PKS ini turut memanfaatkan momentum HGN 2025 ini untuk mengajak seluruh insan pendidikan merefleksikan kembali praktik dan metode pengajaran yang ideal. 

Karena itu, wakil rakyat dari Daerah Pemilihan IX Jawa Tengah (Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes) ini menegaskan bahwa standar kehebatan guru telah dicontohkan secara sempurna oleh Nabi Muhammad SAW.

“Selamat Hari Guru Nasional 2025 posisi guru sebagai agen transformasi yang krusial dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, dan mari kita teladani Rasulullah Muhammad SAW sebagai guru yang utama,” tambahnya.

Fikri secara lugas menjelaskan mengapa Rasulullah Muhammad SAW pantas dijadikan teladan utama. Menurutnya, Nabi Muhammad SAW adalah guru yang dihormati semua kalangan dan keutamaannya ditunjukkan oleh kejelian dalam cara mendidik, berinteraksi, dan mengevaluasi murid-muridnya.

“Nabi Muhammad SAW adalah seorang guru yang utama, dihormati semua kalangan, diakui hingga kini, beliau mendidik semua sahabat dengan keteladanan, berinteraksi dengan penuh kelembutan dan sentuhan hati. Beliau menggabungkan antara teori dan praktik, seperti tak ada sekat,” jelasnya.

Pria yang juga mantan guru SMA dan SMK di Kota Tegal tersebut kemudian mencontohkan hasil didikan Nabi Muhammad SAW yang mampu mengubah anak biasa menjadi luar biasa, seperti Bilal yang semula seorang budak, dan Ibnu Abbas, murid yang sering dirundung. 

Ia menekankan bahwa hasil didikan beliau dicirikan oleh akhlak yang mulia.  “Murid didikannya bisa ditandai dengan ciri akhlak atau moralitas yang mulia dan luhur, diakui oleh semua kalangan,” tegasnya.

Dampak kehebatan pengajaran Nabi Muhammad SAW tidak hanya terbatas pada ilmu agama, tetapi juga pada ranah praktis dan strategis. 

Sebagai contoh, Fikri menyebutkan bahwa atas didikan beliau, Ibnu Abbas kini menjadi rujukan utama dalam tafsir wahyu yang termaktub dalam kitab At-Tafsir Tanwirul Miqbas Li Tafsir Ibnu Abbas.

Sementara itu, dalam situasi perang, Salman Al-Farisi dikenal kreatif membangun parit Khandak, dan Tamim Ad-Dari merancang mimbar Masjid Nabawi di Madinah.

Pada puncaknya, Fikri menyimpulkan bahwa indikator keberhasilan paling mendasar bagaimana seorang guru dapat dikatakan hebat adalah dari kekuatan mental dan spiritual muridnya.

“Yang lebih mengguncangkan lagi barangkali dan perlu kita ingat, bahwa semua muridnya punya kemampuan untuk menghadapi segala tantangan, segala problema, yang tak pernah menyerah demi menegakkan materi ajar yang beliau didik, yakni meninggikan kalimat Tuhannya,” pungkas Fikri. •rdn