Ketua BKSAP DPR RI, Syahrul Aidi Maazat, saat bertukar cinderamata usai menerima kehadiran Duta Besar Azerbaijan untuk Indonesia, Ramil Abil Rzayev, di Ruang Diplomasi BKSAP, Senin, (24/11/2025). Foto: Jaka/vel.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Syahrul Aidi Maazat, menerima secara resmi kehadiran Duta Besar Azerbaijan untuk Indonesia, Ramil Abil Rzayev, dalam pertemuan diplomatik yang berlangsung di Ruang Diplomasi BKSAP, Senin, (24/11/2025). Kehadiran Dubes Rzayev menjadi bagian dari rangkaian pertemuan BKSAP dengan perwakilan negara sahabat untuk memperluas kemitraan internasional yang berorientasi pada kepentingan bersama.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua BKSAP menyampaikan sambutan hangat dan selamat datang kepada Dubes Rzayev, yang baru menjabat sekitar enam bulan di Indonesia. Ia mengapresiasi upaya Dubes Azerbaijan yang terus aktif menjalin komunikasi kelembagaan dengan parlemen Indonesia dan mengucapkan tahniah atas penunjukan dirinya sebagai Ketua BKSAP.
Hubungan diplomatik Indonesia–Azerbaijan telah terjalin sejak tahun 1992 dan selama ini berkembang stabil, khususnya dalam perdagangan energi dan komoditas. Ketua BKSAP menjelaskan bahwa Indonesia mengimpor minyak mentah dari Azerbaijan, mengingat negara tersebut merupakan salah satu produsen minyak terbesar di kawasan Eurasia. Sebaliknya, Indonesia mengekspor minyak sawit (CPO) dan sejumlah komoditas lain yang menjadi bagian penting dari arus perdagangan kedua negara.
Selain minyak sawit, Indonesia juga menawarkan potensi besar di sektor rempah-rempah. Syahrul menekankan bahwa Indonesia memiliki kekayaan hayati berupa tanaman herbal, rempah, dan hasil bumi lain yang sangat potensial bagi kebutuhan Azerbaijan—baik untuk sektor kesehatan, industri pangan, maupun produk turunan lainnya.
“Saya menyampaikan kepada Dubes Azerbaijan bahwa Indonesia adalah negara kaya rempah. Banyak tanaman bermanfaat yang dapat mendukung kebutuhan masyarakat Azerbaijan, baik untuk konsumsi maupun kesehatan. Kita melihat peluang besar untuk memperluas ekspor Indonesia ke pasar Azerbaijan,” ujar Syahrul.
Pertemuan ini juga mencakup pembahasan komitmen Azerbaijan untuk memperluas jangkauan kerja sama dengan Indonesia di berbagai sektor, mulai dari ekonomi, investasi, pendidikan, hingga pariwisata. Menurut Syahrul, kedua pihak sepakat bahwa kerja sama ini perlu diarahkan pada program-program yang konkret dan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam aspek keagamaan, Syahrul menyoroti bahwa Azerbaijan merupakan salah satu negara mayoritas Muslim yang menjunjung tinggi toleransi antaragama. Hal ini menjadi peluang bagi kedua negara untuk memperdalam dialog lintas agama dan memperkuat hubungan melalui diplomasi budaya.
“Azerbaijan memiliki tradisi toleransi yang kuat, dan mereka ingin menjalin hubungan antaragama dengan Indonesia. Ini menjadi peluang penting bagi diplomasi kita untuk memperluas pemahaman lintas budaya dan keagamaan,” ungkapnya.
Pertemuan berlangsung hangat dan produktif, mencerminkan komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan. BKSAP menegaskan kesiapan untuk memfasilitasi kerja sama lintas sektor antara parlemen Indonesia dan Azerbaijan, sekaligus memperkuat komunikasi diplomatik yang lebih intensif.
Dengan fondasi hubungan yang telah dibangun selama lebih dari tiga dekade, kerja sama Indonesia–Azerbaijan diharapkan dapat memasuki fase baru yang lebih progresif, modern, dan responsif terhadap tantangan global saat ini. •bit/aha