Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. Foto: Tari/vel.
PARLEMENTARIA, Jakarta — Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai program digitalisasi pembelajaran yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menunjukkan kemajuan signifikan dalam waktu singkat. Ia menekankan pentingnya memastikan distribusi panel interaktif digital berlangsung secara merata serta benar-benar dimanfaatkan, termasuk di daerah dengan infrastruktur minim.
“(Program) ini baru dicanangkan beberapa bulan lalu, kurang dari enam bulan, tetapi sekarang alhamdulillah 173.000 (unit) sudah diterima (oleh sekolah-sekolah). Total nanti ada 288.000 (unit), maksimal tanggal 17 Desember, sudah bisa diterima oleh semua sekolah,” ujar Hetifah kepada Parlementaria di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (18/11/2025).
Hetifah menjelaskan, sebagian kecil sekolah memang telah memiliki sarana prasarana memadai sehingga tidak lagi membutuhkan perangkat ini. Namun, mayoritas sekolah, kata Hetifah, menyambut baik kehadiran panel interaktif digital itu. Hetifah mengungkapkan bahwa pihaknya sebelumnya telah berdialog dengan sekolah-sekolah melalui Zoom. Para guru menilai perangkat tersebut sangat membantu dalam proses pembelajaran, dengan catatan kompetensi guru sebagai humanware harus ikut diperkuat.
“Kita punya hardware berupa papan interaktif digital, di dalamnya juga ada software. Bukan hanya yang harus melalui internet, tapi ada juga bahan yang bisa diakses tanpa internet. Nantinya ada laptop juga,” ujarnya.
Lebih jauh, Hetifah menyebut perlunya kolaborasi lintas kementerian untuk memastikan perangkat ini benar-benar efektif digunakan, termasuk menindaklanjuti kehadiran Menkomdigi dalam pertemuan sebelumnya. Ia mengingatkan agar perangkat tidak salah guna atau dibiarkan tidak terpakai. Oleh karena itu, pengawasan tidak hanya menjadi tugas DPR RI, tetapi juga orang tua, guru, serta kepala sekolah yang dapat memberikan umpan balik terkait manfaat maupun kendala penggunaan.
Politisi Fraksi Partai Golkar tersebut turut mendorong pelatihan bagi guru serta skema pendampingan berkelanjutan. “Mungkin perlu pelatihan kepada guru-guru, dan mungkin selalu ada mentoring dari anak-anak, (misalnya) mahasiswa KKN. Mereka lebih digital native dibandingkan guru-guru yang banyak senior dan belum memahami cara menggunakan papan interaktif ini,” katanya.
Ia menambahkan bahwa para siswa justru terlihat jauh lebih cepat beradaptasi dengan teknologi generasi baru, termasuk artificial intelligence. Dengan perangkat ini, para siswa bahkan bisa terdorong belajar coding dan menciptakan konten digital. “Banyak sekali manfaat dari papan interaktif digital ini, bukan hanya berupa sarpras tapi memang membangun harapan dan semangat baru bagi anak-anak untuk belajar dengan gembira,” tuturnya. •ecd/aha