E-Media DPR RI

81 Peserta Ramaikan LOBO III DPR RI 2025, Arbi Tri Ramadhan Raih Juara Pertama

Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya saat menjadi juri Lomba Orasi Bintang Orator (LOBO) DPR RI 2025 di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/11/2025). Foto : Arief/Andri.
Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya saat menjadi juri Lomba Orasi Bintang Orator (LOBO) DPR RI 2025 di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/11/2025). Foto : Arief/Andri.


PARLEMENTARIA, Jakarta
 – Lomba Orasi Bintang Orator (LOBO) III DPR RI 2025 resmi mencapai puncaknya di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/11/2025). Acara yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini mengusung tema “Masukan terhadap Revisi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta” dan menjadi wadah partisipasi publik yang inovatif di lingkungan parlemen.

Tahun ini, sebanyak 81 peserta dari berbagai latar belakang profesi berkompetisi menyampaikan orasi terbaik mereka. Setelah melalui tahap seleksi ketat, sembilan finalis terbaik tampil di babak akhir, terdiri dari pelajar, mahasiswa, hingga tenaga pendidik.

Mereka adalah Andini Zainita Farisah (SMA Sidoarjo), Abdurrahman Hamid (Guru Mengaji, Sulawesi Tenggara), Jasmine Olivia (SMP Kalimantan Barat), Aina Arumi (Pelajar, Tangerang), Arbi Tri Ramadhan (Alumni Santri, Bengkulu), Rahmat Ilahi (Pamdal DPR RI, Tangsel), I Kadek Marssel Bagia Sedana (Mahasiswa, Jawa Barat), Abia Freya Azzahra (Pelajar, Malang), dan Ceysha Dwi Junianti (Pelajar, Pekanbaru).

Dari hasil penjurian, Arbi Tri Ramadhan keluar sebagai Juara 1, disusul Andini Zainita Farisah di posisi Juara 2, dan Ceysha Dwi Junianti sebagai Juara 3. Sementara itu, tiga peserta menerima penghargaan Juara Favorit, yaitu Jasmine Olivia, I Kadek Marssel Bagia Sedana, dan Rahmat Ilahi.

Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya, yang juga menjadi juri utama, menyampaikan apresiasinya terhadap kualitas para peserta dan relevansi tema lomba.

“LOBO ini event tahunan DPR yang luar biasa, bukan hanya menyerap aspirasi, tapi juga membentuk leadership. Finalisnya luar biasa  banyak perempuan, ada anak SMP, pelajar, sampai guru ngaji. Masukannya pun beragam dan relevan dengan isu hak cipta,” ujar Willy kepada Parlementaria usai acara.

Willy menilai banyak ide peserta yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam revisi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, terutama mengenai digitalisasi dan perlindungan karya kreator.

“UU Hak Cipta lahir di era analog, sedangkan sekarang kita hidup di era digital. Masukan seperti pembentukan lembaga perlindungan kreator di luar manajemen kolektif akan kami catat dan kaji lebih lanjut,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa kemampuan berorasi adalah bagian penting dari kepemimpinan.“Suka tidak suka, great leader itu great orator. Kita lihat Soekarno, Obama, Nelson Mandela, hingga Presiden kita sekarang — semua pemimpin hebat punya kemampuan orasi yang kuat,” tuturnya.

Willy berharap, ke depan LOBO dapat digelar langsung di sekolah, pesantren, dan kampus agar lebih dekat dengan publik. “Kalau hari ini mereka yang datang ke DPR, ke depan DPR yang akan jemput bola. Kami ingin kegiatan seperti ini benar-benar membuka ruang partisipasi publik,” katanya. •fa/rdn