Anggota DPR RI Komisi I Fraksi PAN, Okta Kumala Dewi saat pembagian 100 gerobak dan tempat sampah di Rumah Aspirasi Tiga Raksasa, Kabupaten Tangerang. Foto : Ist/Andri.
PARLEMENTARIA, Tangerang — Di bawah langit cerah Kabupaten Tangerang, halaman Rumah Aspirasi Tiga Raksasa dipenuhi semangat kebersamaan. Ratusan warga, relawan, dan perwakilan komunitas lingkungan datang berbondong-bondong untuk menyambut satu inisiatif sederhana namun bermakna besar, pembagian 100 gerobak dan tempat sampah oleh Anggota DPR RI Komisi I Fraksi PAN, Okta Kumala Dewi.
Bagi Okta, kegiatan ini bukan sekadar seremoni penyerahan bantuan. Ia menyebutnya sebagai langkah kecil menuju gerakan besar: mengubah kepedulian menjadi aksi nyata.
“Rumah Aspirasi ini bukan hanya bangunan, tapi rumah bagi ide, harapan, dan gotong royong. Di sini kita bisa berdiskusi, bersilaturahmi, dan menyalurkan aspirasi untuk Tangerang Raya yang lebih baik,” ujar Okta dalam keterangannya yang diperoleh Parlementaria, Rabu (29/10/2025).
Di tengah hiruk pikuk urbanisasi dan padatnya aktivitas masyarakat Tangerang, masalah sampah menjadi tantangan yang kian nyata. Data menunjukkan, produksi sampah di Kabupaten Tangerang bisa mencapai 3.000 ton per hari. Sebagian besar berakhir di TPA Jati Waringin, yang kini menanggung beban lebih dari kapasitas idealnya.
Okta menilai, kondisi ini tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. “Persoalan sampah ini tidak bisa diselesaikan sendiri. Dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak dari pemerintah, masyarakat, hingga keluarga. Kita semua harus menjadi bagian dari solusi,” tegasnya.
Di balik 100 gerobak dan tempat sampah yang dibagikan hari itu, tersimpan pesan moral: bahwa kebersihan bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan, tapi juga bagian dari etika sosial warga kota. Gerobak-gerobak itu akan didistribusikan ke berbagai komunitas dan kelompok masyarakat di Tangerang Raya, dari Cikupa hingga Serpong, sebagai simbol gerakan bersama menjaga lingkungan.
Menariknya, Okta menegaskan bahwa inisiatif ini tidak berasal dari program DPR RI, melainkan murni dari kepeduliannya pribadi. “Saya ingin berbagi bukan karena jabatan, tapi karena saya bagian dari masyarakat Tangerang Raya. Ini bentuk cinta saya untuk daerah ini, semoga bisa membantu warga menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat,” ungkapnya dengan nada penuh empati.
Selain itu, Okta juga menyinggung rencana pemerintah pusat yang tengah mengembangkan proyek PSEL (Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik) di TPA Jati Waringin. Proyek yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2026 itu diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam pengelolaan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan.
“Langkah kecil ini sejalan dengan langkah besar pemerintah. Kita mulai dari hal sederhana, sambil mendukung upaya nasional menciptakan pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” tambahnya.
Kegiatan hari itu ditutup dengan penyerahan simbolis gerobak dan tempat sampah kepada perwakilan relawan dari tiga wilayah utama yakni, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan. Sorak gembira warga mengiringi momen itu, sementara Okta kembali menegaskan pesan utamanya: menjaga lingkungan harus dimulai dari kesadaran diri.
Di bawah bendera gerakan “Tangerang Bersih, Tangerang Asri”, Okta Kumala Dewi menanam benih kecil harapan bahwa perubahan besar kerap berawal dari langkah-langkah sederhana, dari tangan-tangan warga yang peduli, dan dari seorang wakil rakyat yang memilih turun tangan langsung. •ssb/aha