E-Media DPR RI

Komisi IX Dorong Penguatan SDM dan Penataan Pelayanan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya

Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene berdialog dengan pasien saat meninjau pelayanan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (7/10/2025). Foto: Galuh/vel.
Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene berdialog dengan pasien saat meninjau pelayanan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (7/10/2025). Foto: Galuh/vel.


PARLEMENTARIA, Palangkaraya –
 Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene menyoroti pentingnya kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan penataan layanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Doris Sylvanus Palangkaraya. Hal itu sebagaimana disampaikannya dalam kunjungan kerja reses Komisi IX DPR RI ke rumah sakit tersebut.

Dalam peninjauan lapangan, Felly mengungkapkan bahwa sejumlah alat kesehatan belum dapat dimanfaatkan secara optimal akibat kekurangan tenaga operator. Salah satu penyebabnya, kata Felly, adalah kendala personal dari tenaga ahli yang sebelumnya bertugas.

“Tadinya ada SDM yang mengoperasikan alat, namun karena alasan keluarga tidak mendukung, yang bersangkutan akhirnya kembali ke Jakarta. Ini menjadi pelajaran penting agar ke depan SDM diikat kontrak terlebih dahulu sebelum alatnya datang, supaya tidak terjadi lagi hal seperti ini,” ujar Felly kepada Parlementaria saat melakukan kunjungan kerja reses ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (7/10/2025).

Ia menilai, investasi alat kesehatan bernilai besar harus diimbangi dengan perencanaan matang, terutama dalam hal ketersediaan dan keberlanjutan tenaga pengoperasiannya.

Selain persoalan SDM, Felly juga menyoroti kondisi fisik dan tata kelola pelayanan di RSUD dr. Doris Sylvanus yang berdiri sejak tahun 1956. Dengan area yang luas, Felly menilai tata letak rumah sakit perlu diperbarui agar pelayanan lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan pasien.

“Kalau dokter terbatas, sementara pasien tersebar jauh, ini kan tidak efektif. Harus ada perencanaan baru. Walaupun lahannya luas, mungkin bisa dibangun bertingkat agar pelayanan lebih cepat dan terintegrasi,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem ini.

Felly juga menyoroti penumpukan pasien di area pelayanan rawat jalan serta distribusi obat yang belum merata. Ia menyarankan agar sistem pelayanan obat diatur lebih baik, misalnya dengan memanfaatkan ruang apotek yang belum difungsikan secara maksimal untuk mengurai antrean.

“Tadi kami lihat di rawat jalan cukup menumpuk. Padahal ada apotek yang kosong dan bisa dimanfaatkan. Jadi sebagian bisa digeser ke sana supaya tidak terjadi penumpukan,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Felly turut memberikan apresiasi kepada jajaran manajemen rumah sakit dan pemerintah daerah atas upaya memperbaiki kondisi keuangan RSUD dr. Doris Sylvanus yang kini mulai membaik.

“Kami patut apresiasi karena dulu rumah sakit ini memiliki utang hingga ratusan miliar, sekarang tinggal sekitar lima miliar. Artinya manajemen sudah mulai sehat kembali,” katanya.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama dalam hal perencanaan infrastruktur dan kebersihan lingkungan rumah sakit.

“Bangunannya masih banyak yang tidak terencana dengan baik, sehingga perawatannya sulit. Lingkungan rumah sakit juga harus steril dan asri, karena ini menyangkut keselamatan dan kenyamanan pasien,” tutup Felly. •gal/rdn