
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim bersama tim saat melakukan kunjungan kerja spesifik ke Infinite Studi Batam, Rabu (1/10/2025). Foto: Taufan/vel
PARLEMENTARIA, Batam – Komisi VII DPR RI memiliki peran strategis dalam melaksanakan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan pada berbagai sektor pembangunan nasional, termasuk industri, riset, inovasi, energi, ekonomi kreatif, pariwisata, dan UMKM. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin didorong oleh kreativitas dan teknologi, sektor ekonomikreatif kini menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi global.
Dalam era transformasi digital saat ini, kemampuan suatu negara dalam memanfaatkan potensi kreatif berbasis teknologi menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing dan memperluas peluang kerja yang berkualitas. Dalam dua dekade terkahir, Indonesia mencatat pertumbuhan yang pesat dibidang ekonomi kreatif.
Berdasarkan berbagai laporan, kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat siginifikan, dengan subsektor film, animasi dan konten digital menjadi pilar penting yang terus berkembang.
“Keberhasilan karya-karya anak bangsa yang mampu menembus pasar internasional telah menegaskan bahwa Indonesia memiliki talenta dan kapasitas yang mampu bersaing secara global,” ungkap Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim saat melakukan kunjungan kerja spesifik ke Infinite Studi Batam, Rabu (1/10/2025).
Menurutnya, infinite studio Batam adalah contoh nyata keberhasilan ekosistem industri ekonomi kreatif di Kota Batam yang mampu menjangkau pasar internasional. Fasilitas produksi yang modern, kemitraan dengan berbagai rumah produksi global, serta keberadaan Infinite Learning sebagai pusat pengembangan talenta kreatif menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri animasi dan konten kreatif di kawasan Asia.
“Mereka juga menjalin kemitraan dengan berbagai rumah produksi besar dunia, seperti Warner Brothers, Legendary Films, Scott Free Productuon, Netflix dan HBO Asia. Kolaborasi ini tidak hanya membawa nama Indonesia ke panggung industri hiburan dunia, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan devisa, dan mendorong transfer teknologi serta pengetahuan kepada tenaga kerja lokal,” tuturnya.
Meski demikian, perjalanan penguatan industri film, animasi dan konten digital di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan mendasar. Pertama, ketersediaan tenaga kerja kreatif yang memiliko kompetensi sesuai standar global masih perlu ditingkatkan. Diperlukan program pelatihan dan sertifikasi yang lebih luas serta kemitraan yang lebih merata antara studio, perguruan tinggi dan lembaga pelatihan untuk memastikan kualitas dan keseimbungan SDM.
“Akses pembiayaan dan insentif fiskal bagi industri film dan animasi lokal perlu diperkuat agar pelaku usaha dapat berkembang dan bersaing dengan perusahaan global,” imbuhnya.