E-Media DPR RI

Melly Goeslaw Dukung Promosi Cagar Budaya Lewat Film untuk Gen Z

Anggota Komisi X DPR RI, Melly Goeslaw dalam RDPU Panja Pelestarian Cagar Budaya Komisi X dengan sejumlah Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) di Indonesia, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2025). Foto : Tari/Andri.
Anggota Komisi X DPR RI, Melly Goeslaw dalam RDPU Panja Pelestarian Cagar Budaya Komisi X dengan sejumlah Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) di Indonesia, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2025). Foto : Tari/Andri.


PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi X DPR RI, Melly Goeslaw, menyoroti minimnya pengetahuan generasi muda, khususnya Gen Z, tentang kekayaan cagar budaya Indonesia. Ia khawatir kesadaran akan cagar budaya berhenti di era milenial karena kurangnya promosi yang relevan.

Melly, yang memiliki latar belakang di bidang seni, menyarankan agar pendekatan kepada masyarakat, terutama generasi muda, dilakukan melalui seni, khususnya film. “Saya merasa Gen Z itu enggak tahu soal cagar budaya. Termasuk mungkin anak saya ya,” ujar Melly.

Hal tersebut mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Panja Pelestarian Cagar Budaya Komisi X dengan sejumlah Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) di Indonesia, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Melly pun membandingkan dengan masa kecilnya di decade 80-an, di mana film seperti Lara Jonggrang (1983) mampu mempromosikan situs sejarah. “Sekarang enggak ada sama sekali film. Enggak ada sama sekali. Jadi mungkin input saya karena saya dasarnya di seni ya,” keluhnya.

Politisi Fraksi Partai Gerindra ini menekankan bahwa kerja-kerja pelestarian cagar budaya yang sudah dipaparkan oleh pemerintah tidak akan berarti jika generasi sekarang tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, ia mendorong tiga kementerian (Kementerian Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekonomi Kreatif/Ekraf)), untuk bekerja sama secara sinergis.

“Tiga kementerian itu harus bekerja sama dan memberikan satu saran atau imbauan kepada insan-insan film untuk membuat satu film yang mempromosikan tentang cagar budaya,” tegasnya.

Ia berharap film dapat menjadi kontribusi nyata untuk mengenalkan situs-situs sejarah Indonesia, yang selama ini mungkin hanya dikenal sebatas Candi Borobudur dan Prambanan, kepada generasi sekarang. Melly juga menyinggung adanya film horor yang justru mengeksploitasi situs bersejarah, seperti Lawang Sewu, alih-alih mengangkat nilai budayanya. •bia/rdn