PARLEMENTARIA, Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto terpantau beberapa kali mengungkapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen per tahun dalam masa kepemimpinannya. Anggota DPR RI, Anis Byarwati, menilai hal tersebut sebagai langkah optimis namun tetap harus memperhitungkan pencapaian pada pemerintahan sebelumnya.
“Pemerintahan Prabowo tentu akan berat ya karena memang kita masih meninggalkan PR-PR di tahun-tahun sebelumnya. Saya sudah mengatakan bahwa ini harus di-review ulang. Delapan persen itu cukup optimis tapi tentu harus melihat baseline dari pemerintahan sebelumnya,” kata Anis pada Minggu (20/10/2024) di Senayan, Jakarta.
Saat ditemui Parlementaria sebelum pelantikan Presiden masa jabatan 2024-2029, Anis sempat menyinggung bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran harus bekerja ekstra. Hal tersebut diungkapkannya lantaran akan ada banyak program pemerintahan baru yang membutuhkan anggaran. Untuk membiayai program-program tersebut, Anis menilai pengajuan APBN perubahan bisa dilakukan mengingat hal tersebut dimungkinkan untuk dilakukan.
“Jadi mungkin harus mengajukan APBN perubahan dan Saya kira Undang-undang APBN memungkinkan untuk pemerintahan baru mengajukan APBN perubahan. Kalau menterinya tetap tentu Bu Sri Mulyani tentu lebih mengetahui tentang apa yang harus dilakukan,” ujar Politisi Fraksi PKS itu.
Lebih jauh, Legislator Dapil DKI Jakarta I tersebut menyampaikan bahwa perlu adanya perencanaan untuk mengantisipasi berbagai kondisi internasional yang bisa berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
“Tapi yang jelas bahwa perencanaan ke depan harus bisa mengantisipasi, karena kondisi geopolitik itu juga belum membaik. Apalagi sekarang perang Israel juga belum berakhir, Ini saya kira akan mempengaruhi juga ke depan,” lanjutnya.
Selain kondisi geopolitik, pemerintah baru juga tak boleh menisbikan tantangan yang muncul dari pekerjaan rumah yang ditinggalkan oleh pemerintahan periode lalu seperti utang yang belum diselesaikan.
“Jadi saya kira pemerintahan ke depan ini tantangannya cukup besar. Di samping itu juga utang kita juga belum membaik kondisinya. Jadi kerja keras kedepan ini sangat dibutuhkan dan ekonomi harus solid.” tutup Anis. •uc/aha