E-Media DPR RI

P3GI Butuh Penguatan Riset dan Inovasi Teknologi Guna Dukung Swasembada Gula Nasional

Anggota Komisi IV DPR RI Sumail Abdullah saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi IV ke Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan, Jawa Timur. Foto: Mario/vel.
Anggota Komisi IV DPR RI Sumail Abdullah saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi IV ke Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan, Jawa Timur. Foto: Mario/vel.


PARLEMENTARIA, Pasuruan 
– Anggota Komisi IV DPR RI Sumail Abdullah mengikuti kunjungan kerja reses Komisi IV ke Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan, Jawa Timur. Dalam kunjungan tersebut, Sumail menegaskan pentingnya penguatan riset, inovasi teknologi, serta pengembangan sumber daya manusia guna mendukung percepatan swasembada gula nasional.

Sumail menjelaskan, P3GI yang berdiri sejak 1887 merupakan lembaga strategis dengan usia hampir 150 tahun dan memiliki peran vital dalam pengembangan varietas tebu unggul, inovasi teknologi pertanian, serta peningkatan kapasitas SDM, baik bagi industri gula maupun petani tebu.

“P3GI menjadi tumpuan pengembangan varietas, teknologi, dan SDM. Ini sangat penting agar petani mampu memproduksi gula nasional sesuai dengan tujuan besar Presiden, yakni mewujudkan swasembada pangan dan kemandirian energi,” ujarnya.

Namun demikian, Sumail mengungkapkan masih terdapat sejumlah kendala struktural dalam pengembangan industri gula nasional. Salah satunya adalah kepemilikan lahan petani yang relatif sempit, rata-rata di bawah 0,4 hingga 0,5 hektare, sehingga menyulitkan penerapan teknologi modern secara optimal.

Selain itu, proses panen tebu masih banyak dilakukan secara manual dengan sistem pengangkutan yang belum efisien. Kondisi ini berdampak pada tingginya biaya produksi dan rendahnya produktivitas. Sumail juga menyoroti keterbatasan akses petani terhadap pembiayaan yang mudah dan murah, sehingga menyulitkan petani untuk mengembangkan usaha tebu dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi pertanian.

Lebih lanjut, Sumail menegaskan bahwa Jawa Timur merupakan sentra utama produksi gula nasional dengan luas lahan sekitar 227 ribu hektare dari total sekitar 520 ribu hektare lahan tebu nasional. Oleh karena itu, pengembangan riset varietas unggulan menjadi kebutuhan mendesak.

“Rendemen tebu kita masih berkisar 6–8 persen, jauh tertinggal dibandingkan negara lain yang sudah mencapai 12–14 persen. Produktivitas kita masih sekitar 60–70 ton per hektare per tahun, sementara di luar negeri sudah mencapai 120 ton. Ini menunjukkan perlunya penelitian berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas,” jelasnya kepada Parlementaria di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (11/12/2025).

Legislator Dapil Jawa Timur III ini juga menyoroti kondisi pabrik gula nasional yang sebagian besar telah berusia lebih dari 100 tahun. Ia menilai revitalisasi pabrik gula menjadi keharusan agar proses pengolahan tebu lebih efisien, meningkatkan rendemen, serta menerapkan prinsip pengolahan ramah lingkungan menuju zero waste.

“Revitalisasi pabrik gula yang sudah tua sangat penting agar efisiensi meningkat, limbah bisa ditekan, dan produksi gula nasional dapat ditingkatkan secara signifikan,” pungkas Politisi Fraksi Partai Gerindra ini. •mar/rdn