Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI di Yogyakarta, Kamis (11/12/2025). Foto: Kiki/Arifman.
PARLEMENTARIA, Yogyakarta — Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, memastikan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam kondisi siap menghadapi potensi lonjakan kunjungan wisatawan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Hal tersebut ia sampaikan saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI di Yogyakarta, Kamis (11/12/2025).
Subardi, yang juga merupakan anggota DPR dari daerah pemilihan Yogyakarta, menegaskan bahwa secara kultur dan pengalaman, masyarakat serta pelaku layanan publik di DIY telah terbiasa menghadapi tingginya mobilitas pengunjung, tidak hanya saat Nataru, tetapi juga pada akhir pekan dan musim liburan lainnya.
“Jogja itu sudah terbiasa menerima lonjakan, baik saat Nataru, Lebaran, libur sekolah, bahkan setiap Sabtu–Minggu. Teman-teman yang melayani publik seperti PLN, Pertamina, perhotelan, hingga sektor transportasi sudah sangat siap dan terlatih,” ujarnya.
Meski optimistis, Subardi mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, terutama hujan lebat yang berpotensi menimbulkan longsor di wilayah Kulon Progo dan Gunungkidul. Ia juga menyoroti kemungkinan munculnya banjir lahar dingin apabila terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
Namun demikian, Subardi menilai kondisi lahan di DIY relatif terjaga sehingga risiko banjir besar akibat permukaan tanah gundul dapat diminimalisir. Ia juga menyebut bahwa pemantauan aktivitas Merapi telah dilakukan secara intensif oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
“Alhamdulillah Jogja siap. Pengamatan Merapi sangat intensif, dan koordinasi semua pihak berjalan baik. Kolaborasi antara mitra Komisi VI dan pemerintah daerah membuat mitigasi lebih terarah,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Subardi juga menyoroti pesatnya perkembangan infrastruktur di Yogyakarta, khususnya proyek pembangunan jalan tol yang dinilai mampu meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Ia menjelaskan bahwa progres Tol Jogja–Solo sudah mendekati penyelesaian dan diperkirakan tersambung pada 2026. Sementara itu, Tol Jogja–Bawen telah mencapai wilayah Borobudur.
“Jika tol-tol ini tersambung, akses wisatawan ke Jogja semakin mudah. Dari Jawa Tengah bagian utara seperti Semarang, perjalanan yang sebelumnya tiga setengah jam bisa menjadi hanya satu setengah jam. Ke Borobudur pun dari Jogja bisa setengah jam saja,” kata Subardi.
Menurutnya, keberadaan jalan tol akan mempercepat arus wisatawan sekaligus meningkatkan aktivitas ekonomi, tanpa mengurangi daya tarik destinasi yang selama ini menjadi andalan DIY.
Dengan kesiapan layanan publik, kewaspadaan bencana, dan percepatan pembangunan infrastruktur, Subardi meyakini bahwa Yogyakarta mampu mengelola tingginya kunjungan wisatawan dengan baik pada momentum libur Nataru mendatang. •qq/aha