E-Media DPR RI

Samuel JD Wattimena Ingatkan Pentingnya Memadukan Seni dengan Keunikan Alam

Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel JD Wattimena, saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke Sanggar Seni Nini Bili, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (4/12/2025). Foto: Singgih/vel.
Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel JD Wattimena, saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke Sanggar Seni Nini Bili, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (4/12/2025). Foto: Singgih/vel.


PARLEMENTARIA, Jakarta – 
Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel JD Wattimena, menekankan pentingnya mempertimbangkan kekayaan alam dalam pengembangan sarana pertunjukan seni di daerah. Hal tersebut disampaikannya saat kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke Sanggar Seni Nini Bili, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (4/12/2025).

Samuel menjelaskan bahwa dalam pengembangan ekonomi berbasis pengalaman (experience on economy), daerah perlu berhati-hati agar tidak meniru konsep perkotaan, termasuk pembangunan gedung pertunjukan berskala besar yang justru dapat menghilangkan karakter unik daerah.

“Kalau kita berada di suatu daerah dengan alam yang begitu kaya, alam ini justru tidak bisa di-copy. Jadi kalau bikin gedung pertemuan seperti kota-kota besar, hati-hati. Keistimewaan gedung besar tidak bisa membandingi keadaan alam yang spesial,” ujarnya.

Menurutnya, banyak masyarakat di daerah menilai bahwa gedung beton adalah simbol kemajuan. Padahal, kekayaan alam justru merupakan daya tarik utama yang tidak dimiliki kota besar. Ia mencontohkan sejumlah praktik baik di Bali yang menggelar pertunjukan seni di ruang-ruang terbuka berbasis panorama alam.

“Di Bali banyak pertunjukan dilakukan di hutan, tebing, pantai, atau laut. Itu juga dilakukan di Cina. Saya pernah berkunjung ke desa-desa di sana, kesenian tradisi dikolaborasikan dengan kekayaan alamnya sehingga saling menunjang,” kata Samuel.

Ia menegaskan bahwa setiap daerah memiliki keunikan alam yang berbeda. Identitas inilah yang menjadi modal utama dalam menciptakan pengalaman berbeda bagi wisatawan maupun penikmat budaya.

“Di situ letaknya experience economy. Orang datang karena ingin merasakan hal yang tidak bisa ditemukan di tempat lain,” tegas Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Melalui kunjungan ini, Komisi VII DPR RI mendorong agar pengembangan sarana seni di Papua Barat Daya dirancang sejalan dengan karakteristik alam, sehingga mampu menghadirkan nilai lebih bagi sektor ekonomi kreatif dan pariwisata daerah. •skr/rdn