Anggota Komisi XI DPR RI, Melchias Markus Mekeng, saat pertemuan kunjungan spesifik Komisi XI DPR RI ke PT PELNI di Denpasar, Bali, Sabtu (6/12/2025). Foto: Balggys/vel.
PARLEMENTARIA, Denpasar — Anggota Komisi XI DPR RI, Melchias Markus Mekeng, menegaskan pentingnya pembenahan menyeluruh di PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) agar BUMN pelayaran tersebut mampu bersaing dan bertransformasi menjadi perusahaan yang kuat dan mandiri. Hal itu disampaikan saat kunjungan spesifik Komisi XI DPR RI ke PT PELNI di Denpasar, Bali.
Mekeng mengungkapkan bahwa PELNI, sebagai industri pelayaran yang sudah beroperasi sejak puluhan tahun lalu, seharusnya dapat berkembang mengikuti pesatnya pertumbuhan sektor pelayaran dan logistik nasional. Namun demikian, ia menilai tata kelola dan perencanaan bisnis PELNI masih memerlukan penguatan yang signifikan.
“PELNI ini industri pelayaran yang sudah cukup lama, sejak saya kecil pun sudah ada. Tetapi menurut hemat saya, tata kelola, manajemen, dan business plannya belum komprehensif. Sepuluh tahun yang lalu saja pembukuannya sangat menyedihkan dan selalu meminta pertolongan kepada pemerintah,” ujar Mekeng, Sabtu (6/12/2025).
Ia menegaskan bahwa ketika industri pelayaran dan logistik sedang booming, PELNI justru tertinggal karena belum mampu melakukan penyesuaian strategis. Untuk itu, ia mendorong PELNI melakukan lompatan besar dalam perencanaan bisnis.
“Saya arahkan agar PELNI mempersiapkan diri untuk go public. Dengan go public, pembukuan akan lebih transparan, manajemennya lebih prudent dan kompetitif. Ini penting agar PELNI dapat bersaing dengan industri lainnya,” tegasnya.
Mekeng juga memberikan contoh perusahaan pelayaran dan logistik lain yang baru berdiri sekitar 14–15 tahun namun kini memiliki kapitalisasi pasar hampir Rp50 triliun, bahkan tengah mempersiapkan diri untuk melantai di bursa Nasdaq, Amerika Serikat.
“PELNI bisa seperti itu. Tapi jangan lagi sedikit-sedikit mengulurkan tangan kepada pemerintah. Pemerintah punya tugas besar lainnya untuk rakyat,” tambahnya.
Menurut Mekeng, sebagai BUMN, PELNI memang memiliki peran dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Namun peran itu mustahil dijalankan jika perusahaan terus bergantung pada bantuan negara. Ia menekankan pentingnya restrukturisasi keuangan, penguatan manajemen, serta penyusunan strategi bisnis yang mampu mendorong PELNI melakukan quantum leap.
Melchias Mekeng berharap PELNI mampu melakukan transformasi besar agar dapat menjadi perusahaan pelayaran nasional yang kuat, mandiri, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta perekonomian nasional.
“Dengan 17 ribu pulau, pasar dalam negeri saja tidak akan habis. PELNI harus mandiri. Negara harus memikirkan rakyat yang sedang susah, seperti korban bencana di Sumut, Aceh, dan Sumatera Barat yang kehilangan rumah. Itu yang harus diprioritaskan,” tuturnya. •gys/aha