Anggota Komisi X DPR RI, Juliyatmono saat kunjungan kerja di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (3/12/2025). Foto: Ulfi/oji.
PARLEMENTARIA, Yogyakarta – Anggota Komisi X DPR RI, Juliyatmono, menekankan bahwa penguatan sumber daya manusia (SDM) di bidang vokasi teknologi dan aplikasi energi nuklir sangat penting sebagai kunci masa depan pembangunan nasional.
Dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Rabu (3/12/2025), Juliyatmono menyampaikan bahwa lulusan di bidang ini sangat dibutuhkan industri.
“Lebih dari 70 persen lulusan diserap oleh industri. Kebutuhan ini tidak hanya datang dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) saja, tetapi juga dari banyak sektor lain,” ujarnya kepada Parlementaria.
Menurutnya, berbagai sektor strategis seperti pertanian dan pangan, kesehatan, energi, lingkungan, dan pengelolaan air akan semakin membutuhkan tenaga profesional dengan kompetensi nuklir.
Politisi Fraksi Golkar ini menegaskan, meskipun PTN BRIN (Perguruan Tinggi Negeri BRIN) bukan institusi ikatan dinas, lulusannya memiliki kompetensi yang sangat spesifik dan relevan dengan kebutuhan industri strategis nasional. Ini membuktikan bahwa permintaan terhadap tenaga ahli nuklir terus meningkat.
Komisi X DPR RI berkomitmen untuk mendorong perluasan kerja sama antara dunia akademik dan industri. Tujuannya adalah agar riset dan inovasi nuklir dapat diterapkan secara nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam kunjungan tersebut, Juliyatmono juga meninjau Reaktor Nuklir Pendidikan, sebuah fasilitas yang sangat langka dan berharga di Indonesia. “Tidak semua perguruan tinggi memiliki fasilitas berbasis nuklir untuk pendidikan. Fasilitas ini tidak hanya dimanfaatkan oleh mahasiswa Indonesia, tetapi juga oleh mahasiswa dan peneliti dari berbagai negara,” jelasnya.
Ia juga sangat mengapresiasi langkah BRIN yang bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk membuka program beasiswa bagi calon mahasiswa dari berbagai wilayah Indonesia. Ia menilai ini adalah peluang besar bagi generasi muda untuk memasuki bidang yang sangat futuristik dan terus berkembang.
Sebagai penutup, ia menyatakan bahwa kebutuhan terhadap SDM vokasi nuklir akan terus meningkat, dan pendidikan vokasi harus mampu menyiapkan tenaga ahli yang mumpuni. “Ini menjadi masukan bagi kami untuk memperbaiki tata kelola pendidikan tinggi secara keseluruhan,” tutupnya •upi/rnm