E-Media DPR RI

Komisi I Tekankan Pemerataan Akses Internet di NTT: Tak Boleh Ada Daerah Blank Spot

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto saat meninjau BTS, layanan fiber optik, dan pemanfaatan Satelit Satria-1 di Desa Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Kamis (27/11/2025). Foto : Eno/Andri
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto saat meninjau BTS, layanan fiber optik, dan pemanfaatan Satelit Satria-1 di Desa Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Kamis (27/11/2025). Foto : Eno/Andri


PARLEMENTARIA, Manggarai Barat 
— Wakil Ketua Komisi I DPR RI yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Kunjungan Spesifik (Kunspek), Anton Sukartono Suratto, menegaskan komitmen DPR untuk memastikan tidak ada lagi wilayah di Indonesia yang terisolasi akibat keterbatasan akses internet. Hal itu disampaikan saat meninjau BTS, layanan fiber optik, dan pemanfaatan Satelit Satria-1 di Desa Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Kamis (27/11/2025).

Anton menyebut pengalaman pandemi COVID-19 menjadi pelajaran penting. Masyarakat dipaksa berkomunikasi dan bekerja secara daring, namun banyak daerah justru “tersengal-sengal” karena infrastruktur internet yang lemah. “Kadang nyala, kadang mati. Untuk loading satu video saja lama. Bagaimana masyarakat bisa belajar, bekerja, atau berusaha kalau internetnya sering putus?” ujarnya.

Menurut Anton, internet kini bukan lagi sekadar alat hiburan, tetapi pintu menuju pendidikan, peluang ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan. Ia mencontohkan bagaimana banyak anak muda menghasilkan cuan dari TikTok dan YouTube tanpa modal besar, sementara sebagian masyarakat di wilayah terluar justru masih kesulitan membuka aplikasi dasar karena lemahnya sinyal.

Dalam kunjungan itu, Anton menegaskan pentingnya percepatan pemerataan jaringan 4G serta penanganan cepat terhadap daerah-daerah yang masih blank spot. Ia mengingatkan bahwa NTT adalah destinasi pariwisata super prioritas, sehingga layanan internet wajib optimal untuk masyarakat maupun wisatawan. “Bayangkan, ini super prioritas. Tapi kalau masih blank spot, apa yang supernya?” tegasnya.

Menurutnya Komisi I akan terus mengawal perbaikan layanan telekomunikasi. “Tidak boleh ada lagi warga negara Indonesia yang tidak merasakan nikmatnya menjadi warga negara hanya karena tidak punya akses internet. Kami kawal sampai selesai,” ujarnya.

Internet Murah

Pemerataan internet penting sebab menjadi kunci bagi pemerataan peluang pendidikan dan ekonomi. Anton mengatakan bahwa perkembangan teknologi telah membuka peluang belajar dan bekerja tanpa batas ruang dan waktu. Semua ilmu, beasiswa, hingga peluang usaha kini bisa diakses hanya dengan ponsel dan internet. “Mau belajar apa? Buka saja TikTok atau YouTube. Mau cari beasiswa Harvard, tinggal klik. Tapi kalau internetnya lambat dan mahal, bagaimana masyarakat bisa bersaing?” sebutnya.

Ia menilai bahwa masyarakat daerah terluar tidak boleh dirugikan oleh ketimpangan akses digital. Menurutnya, internet justru dapat menjadi modal besar bagi masyarakat kecil untuk membuka usaha, mempromosikan produk lokal, hingga menghasilkan pendapatan dari konten digital. “Sekarang kamera mahal pun tidak diperlukan. Banyak orang dapat penghasilan jutaan hanya dari HP biasa. Tapi internetnya harus stabil dulu,” jelas Anton.

Dalam kunjungan itu, Anton memeriksa langsung kondisi BTS, fiber optik, dan layanan Satelit Satria-1 yang mendukung wilayah Manggarai Barat. Ia menegaskan bahwa laporan masyarakat tentang sinyal yang sering hilang, jaringan melemah, atau akses yang tidak stabil harus ditindak cepat oleh Bakti Kominfo. “Di sini sudah bagus, tetapi beberapa tempat masih on-off. Ini harus diperbaiki,” katanya.

Anton memastikan bahwa Komisi I DPR RI terus mendorong pemerataan akses internet hingga wilayah 3T. “Indonesia tidak boleh lagi terbagi antara daerah maju dan tertinggal. Internet harus membawa kita menjadi terdepan, termaju, dan tersejahtera,” tegasnya. •eno/aha