E-Media DPR RI

Terlalu Bergantung pada Migas, Legislator Dorong Pengembangan Sumber PNBP Baru Lewat Pariwisata dan Olahraga

Anggota Komisi XI DPR RI, Galih Dimuntur Kartasasmita saat mengikuti RDP Komisi XI DPR RI bersama Dirjen Anggaran serta Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (24/11/2025). Foto: Mario/vel.
Anggota Komisi XI DPR RI, Galih Dimuntur Kartasasmita saat mengikuti RDP Komisi XI DPR RI bersama Dirjen Anggaran serta Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (24/11/2025). Foto: Mario/vel.


PARLEMENTARIA, Jakarta
 – Anggota Komisi XI DPR RI, Galih Dimuntur Kartasasmita menyoroti masih kuatnya ketergantungan Indonesia terhadap sektor migas dan pertambangan sebagai sumber utama Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Galih menilai fluktuasi harga komoditas global masih memberi pengaruh signifikan terhadap performa penerimaan negara.

“Kita ini masih sangat berpegangan teguh pada migas dan tambang. Ini terlihat sekali. Ketika harga komoditas turun, hasilnya begini, seret juga PNBP-nya,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI DPR RI bersama Dirjen Anggaran serta Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (24/11/2025).

Politisi Fraksi Partai Golkar ini memahami bahwa tanggung jawab PNBP berada pada kementerian/lembaga (K/L), namun menekankan perlunya koordinasi yang lebih solid antara Kemenkeu dan seluruh K/L. “Tetap mesti ada pertemuan lebih tampaknya. Mungkin harus ada satgas khusus yang bisa dibikin dengan K/L untuk menciptakan PNBP-PNBP baru,” lanjutnya.

Galih mencontohkan transformasi ekonomi yang dilakukan Uni Emirat Arab (UEA) sejak 15 tahun lalu. Meski masih memproduksi minyak dan gas, negara tersebut telah menggeser sumber pendapatannya ke sektor pariwisata dan event olahraga global.

“Kalau kita lihat UAE itu sudah slide dari minyak dan gas, sudah mulai masuk ke sektor pariwisata. Kita ini saya belum begitu melihat pertambahan PNBP yang bisa didapat dari pariwisata,” tegas Legislator Dapil Jawa Barat IX ini.

Menurutnya, potensi pariwisata Indonesia terbuka sangat luas, dari Sabang sampai Merauke, namun belum digarap maksimal sebagai generator PNBP.

Lebih lanjut, Galih menyebutkan bahwa event olahraga internasional merupakan peluang besar untuk mendongkrak penerimaan negara. “Selain MotoGP kita harus bikin F1, selain itu kita bisa bikin pertandingan golf dunia, kita bisa macam-macam,” kata Galih.

Ia menekankan bahwa negara-negara seperti UAE, Qatar, dan Bahrain mampu melipatgandakan penerimaan melalui pengembangan sport tourism, dan Indonesia seharusnya mampu melakukan hal serupa.

Menutup pernyataannya, Galih meminta pemerintah lebih proaktif dan kreatif menggali potensi PNBP baru. “Saya takut kalau kita terus-terusan berpegangan pada migas dan tambang. Harus mulai melihat masa depan, bukan hanya renewable energy, tapi juga renewable beauty dari negara ini,” pungkasnya. •we/aha