E-Media DPR RI

PGN Diminta Yakinkan Investor Soal Masa Depan Jaringan Gas Nasional

Anggota Komisi VI DPR RI, Askweni saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi VII ke Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (22/11/2025). Foto : Oji/Andri.
Anggota Komisi VI DPR RI, Askweni saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi VII ke Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (22/11/2025). Foto : Oji/Andri.


PARLEMENTARIA, Sidoarjo –
 Anggota Komisi VI DPR RI, Askweni, menegaskan bahwa PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk harus mampu meyakinkan para investor bahwa pengembangan jaringan gas nasional memiliki prospek yang kuat sebagai energi alternatif di masa depan. Menurutnya, pasar jaringan gas masih sangat menjanjikan dan berpotensi memberikan keuntungan besar, terutama dari sektor industri.

“Masa depan jaringan gas ini memang menjanjikan. Semakin banyak investor yang masuk, PGN punya modal, dan otomatis dengan banyaknya konsumen, keuntungan juga makin besar,” ujar Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi VII ke Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (22/11/2025).

Askweni menilai, diperlukan dukungan regulasi yang kuat guna mempercepat ekspansi jaringan gas. Ia mendorong pemerintah untuk memberikan kemudahan perizinan, baik melalui pemerintah daerah maupun pihak terkait lainnya. Regulasi yang dimaksud dapat berupa undang-undang, peraturan presiden, atau peraturan pemerintah.

“Kalau perlu secara regulasi, harus diatur kemudahan perizinan. Ini penting agar PGN semakin mudah memperluas jaringan gas dan bisnisnya,” tegas Legislator asal Dapil Sumatera Selatan II tersebut.

Ia juga menyoroti perlunya sosialisasi yang lebih masif mengenai manfaat investasi di PGN. Askweni mengaku hingga kini belum menerima informasi yang memadai tentang keuntungan berinvestasi di perusahaan tersebut.

“Jujur, saya pribadi sebagai warga negara sampai hari ini belum tahu apa keuntungan investasi di PGN. Sosialisasinya harus masif. Kalau PGN bisa memberi keuntungan lebih dibanding perusahaan lain, tentu orang akan beralih membeli saham PGN,” ujarnya.

Lebih lanjut, Askweni menilai skema bisnis PGN cukup menarik karena tidak hanya bergantung pada pembangunan jaringan pipa. PGN juga dapat menjangkau wilayah yang sulit dijangkau pipa melalui mekanisme beyond pipeline, yaitu pengangkutan gas non-pipa. Meski biaya lebih tinggi, menurutnya opsi ini tetap membuka peluang pengembangan jaringan selama pendanaan tersedia.

Ia juga menyoroti rencana pengalihan subsidi LPG 3 kg melalui Kementerian ESDM yang dapat mendukung perluasan jaringan gas. Melalui skema kerja sama dengan mekanisme pendanaan 60% oleh Kementerian ESDM dan 40% oleh PGN, diharapkan pembangunan jaringan gas semakin luas dan semakin mampu menarik minat investor.

“Dengan skema ini, jaringan bisa semakin luas dan otomatis menjadi daya tarik lebih kuat bagi investor,” tutupnya. •oji/rdn