Anggota Komisi X DPR RI, Karmila Sari, saat mengikuti kunker Panja Pelestarian Cagar Budaya Komisi XI di Aceh Besar, Aceh, Rabu (12/11/2025). Foto: Singgih/vel.
PARLEMENTARIA, Aceh Besar – Anggota Komisi X DPR RI, Karmila Sari, menilai bahwa tantangan utama pendidikan seni di Indonesia adalah persepsi publik terhadap prospek kerja para alumni. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab menurunnya peminat jurusan seni di berbagai provinsi. Karena itu, Karmila menegaskan perlunya kebijakan afirmatif agar institusi seni seperti Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh tetap hidup dan relevan.
“Banyak institut seni kolaps karena masyarakat belum melihat dengan jelas masa depan dan peluang kerja di bidang seni. Ini menjadi pertimbangan kami di Komisi X,” katanya kepada Parlementaria Panja Pelestarian Cagar Budaya Komisi XI di Aceh Besar, Aceh, Rabu (12/11/2025).
Politisi Fraksi Partai Golkar ini menyampaikan bahwa jurusan yang terhubung dengan pasar kerja seperti pertunjukan seni, desain, dan komunikasi visual perlu mendapat dukungan lebih. Namun jurusan sejarah tetap penting untuk memastikan pelestarian identitas bangsa. “Passion orang berbeda-beda. Maka kebijakan pendidikan harus memberi kemudahan, bukan menyulitkan,” ujarnya.
Karmila berharap koordinasi lintas sektor dapat memperkuat ekosistem pendidikan seni dan memastikan lulusan memiliki ruang kontribusi yang jelas dalam industri kreatif dan pemajuan kebudayaan. •skr/rdn