E-Media DPR RI

Pemindahan Ibu Kota Fokus pada ASN Muda, Daerah Sekitar Jadi Kawasan Penyangga

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi saat meninjau kawasan Istana Negara di IKN, Selasa (11/11/2025). Foto : Eno/Andri
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi saat meninjau kawasan Istana Negara di IKN, Selasa (11/11/2025). Foto : Eno/Andri


PARLEMENTARIA, Nusantara 
— Wakil Ketua Komisi II DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi menyatakan bahwa proses pemindahan ASN ke Ibu Kota Nusantara (IKN) akan difokuskan pada aparatur muda yang memiliki kesiapan tinggi untuk beradaptasi di lingkungan kerja baru. Menurutnya, ASN muda menjadi kunci dalam membangun kultur birokrasi baru di ibu kota negara masa depan.

“Kalau dilihat, wajah-wajah ASN yang siap pindah ke IKN ini banyak yang muda. Mereka relatif lebih siap karena belum banyak tanggungan keluarga. Jadi lebih fleksibel untuk menjadi bagian dari OIKN,” ujar Dede Yusuf kepada Parlementaria usai meninjau fasilitas hunian ASN di Nusantara, Kalimantan Timur, Selasa (11/11/2025).

Dede menjelaskan bahwa hingga 2028, pemerintah menargetkan sekitar 9.500 ASN sudah menempati hunian vertikal yang telah disiapkan, dengan total 47 tower dan kapasitas 60 unit per tower. “Satu unit memiliki tiga kamar tidur, cukup ideal bagi ASN muda yang masih lajang maupun yang sudah berkeluarga kecil,” imbuhnya.

Lebih jauh, Dede menilai daerah sekitar IKN seperti Kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, dan Balikpapan akan berperan penting sebagai wilayah penyangga pertumbuhan ekonomi baru, layaknya Jabodetabek bagi Jakarta. “Kawasan sekitar akan tumbuh seiring dengan kebutuhan logistik dan layanan bagi ribuan ASN yang pindah. Suplai bahan pangan, daging, hingga jasa bisa disediakan dari daerah sekitar,” jelasnya.

Selain itu, Dede juga menekankan pentingnya memastikan masyarakat lokal ikut menikmati manfaat pembangunan IKN. Ia mengingatkan agar pemerintah tidak mengabaikan aspek sosial dan kesejahteraan masyarakat sekitar. “Harus ada jaminan agar masyarakat lokal tidak tertinggal. Bisa melalui program beasiswa bagi anak-anak di sekitar IKN, layanan kesehatan gratis, dan pelatihan keterampilan. Ini penting agar pembangunan tidak menciptakan kesenjangan baru,” tutupnya. •gys/rdn