E-Media DPR RI

LPP TVRI, LPP RRI, dan LKBN Antara Harus Gencarkan Pemberitaan BIH dan Desa Wisata Bali

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, dalam pertemuan dengan perwakilan LPP TVRI, LPP RRI, dan LKBN Antara di Denpasar, Bali, Jumat (31/10/2025). Foto: Bianca/vel.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, dalam pertemuan dengan perwakilan LPP TVRI, LPP RRI, dan LKBN Antara di Denpasar, Bali, Jumat (31/10/2025). Foto: Bianca/vel.


PARLEMENTARIA, Denpasar
 – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, meminta Lembaga Penyiaran Publik (LPP) seperti TVRI, RRI, dan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara untuk menggencarkan liputan khusus terkait pengembangan pariwisata di Bali, terutama Bali International Hospital (BIH) dan desa-desa wisata yang ada di Bali.

Permintaan ini disampaikan Evita usai pertemuan dengan perwakilan LPP TVRI, LPP RRI, dan LKBN Antara di Denpasar, Bali, Jumat (31/10/2025). Pertemuan tersebut sebagai bagian dari kegiatan reses Komisi VII yang sebelumnya mengunjungi KEK Sanur dan bertemu dengan Gubernur Bali.

“Saya minta tayangan-tayangan ini tidak bersifat berita, tetapi liputan khusus. Sehingga apa? Sehingga masyarakat Indonesia ini tahu ketika mereka mau berobat ke depan, mereka tidak perlu lagi ke luar negeri,” ungkap Evita kepada Parlementaria usai pertemuan.

Evita menyoroti bahwa banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui kebijakan strategis pemerintah yang bertujuan menghambat devisa keluar akibat tingginya jumlah WNI berobat ke luar negeri, yakni kebijakan melalui adanya Bali International Hospital (BIH).

Selain BIH, Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini juga meminta media publik tersebut membuat liputan khusus mengenai desa-desa wisata di Bali yang telah mendapat penghargaan dari UNESCO dan UN Tourism.

Menurut Evita, liputan ini penting agar desa-desa wisata tersebut menjadi destinasi baru yang dapat memecah penumpukan wisatawan, sehingga pariwisata Bali Utara dan daerah lainnya juga ikut berkembang.

Terkait dukungan kelembagaan, Komisi VII menyatakan dukungan penuh dan akan mengupayakan alokasi anggaran yang memadai bagi TVRI dan RRI di pembahasan anggaran pusat. Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah seperti blank spot siaran yang dilaporkan RRI masih mencapai 20 persen di Bali, yang disebabkan oleh lemahnya daya power pemancar.

Di akhir pertemuan, Evita juga mengangkat isu pentingnya pelatihan (training) untuk meningkatkan profesionalisme, khususnya bagi wartawan media online. Ia berharap pelatihan ini dapat membantu jurnalis untuk melihat berita dari angle yang berbeda, sehingga konten yang disajikan setiap media tidak seragam. •bia/rdn