
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani, saat memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi X ke Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Senin (06/10/2025). Foto: Andri/vel.
PARLEMENTARIA, Sorong – Komisi X DPR RI menyoroti pentingnya pelestarian kebudayaan di Papua Barat Daya. Dalam kunjungan kerja ke Sorong, Komisi X menekankan agar balai pelestarian kebudayaan dan pembangunan museum di daerah tersebut benar-benar diwujudkan. Langkah ini dinilai penting untuk merawat peninggalan sejarah dan budaya lokal.
Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani, Papua Barat Daya memiliki kekayaan budaya yang harus dijaga sebagai warisan generasi mendatang. Museum dan balai kebudayaan nantinya diharapkan menjadi pusat dokumentasi sekaligus ruang edukasi bagi masyarakat.
“Pemerintah pusat harus dukung pendanaan dan program kerja konkret dalam upaya pelestarian ini,” kata Lalu Hadrian kepada Parlementaria usai memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi X ke Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Senin (06/10/2025).
Selain kebudayaan, Lalu Hadrian Irfani juga menyoroti perlunya peningkatan pelatihan guru dalam bidang digitalisasi dan kurikulum baru. Program pelatihan yang telah disepakati anggarannya akan mulai diperkuat pada 2026. Hal ini bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Papua Barat Daya agar mampu bersaing secara nasional.
Kunjungan Komisi X ke Sorong juga disertai dengan pemberian bantuan kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan. Bantuan tersebut tidak hanya berupa dana, tetapi juga dukungan agar revitalisasi pendidikan berjalan seiring dengan upaya pelestarian budaya.
“Kedua aspek ini dipandang saling melengkapi dalam membangun masyarakat Papua Barat Daya,” ujar Politisi Fraksi PKB ini.
Lalu Hadrian menegaskan bahwa pembangunan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial budaya masyarakat. Oleh karena itu, sekolah dan museum di Papua Barat Daya harus menjadi ruang belajar yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan modern, tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal.
Dengan komitmen ini, DPR berharap Papua Barat Daya dapat menjadi model pembangunan pendidikan yang selaras dengan pelestarian budaya. Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dianggap sebagai kunci keberhasilan program tersebut. •man/rdn