
Anggota Komisi VIII DPR RI Sudian Noor saat melakukan kunjungan kerja ke UIN Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, (3/10/2025). Foto: Balggys/vel.
PARLEMENTARIA, Banjarmasin – Anggota Komisi VIII DPR RI Sudian Noor memberikan apresiasi terhadap langkah pemerintah yang telah meluncurkan program magang bagi lulusan D3, D4, dan S1. Program tersebut dinilai sebagai upaya konkret pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Hal ini disampaikan Sudian Noor saat melakukan kunjungan kerja ke UIN Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, (3/10/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Sudian Noor menegaskan bahwa kesempatan mengikuti program magang tidak hanya diperuntukkan bagi lulusan perguruan tinggi umum, tetapi juga harus diberikan kepada mahasiswa dan lulusan dari perguruan tinggi keagamaan di bawah naungan Kementerian Agama. Menurutnya, pendidikan di bawah Kemenag merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang memiliki kontribusi besar dalam mencetak generasi muda bangsa.
“Saya mengapresiasi apa yang telah dilakukan pemerintah melalui program magang bagi lulusan D3, D4, dan S1. Namun saya juga berharap agar anak-anak dari lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama dapat turut serta. Mereka adalah bagian dari anak bangsa yang juga harus dilibatkan dalam program pembangunan nasional,” ujar Sudian Noor.
Lebih lanjut, legislator dari Fraksi Partai Golkar ini menyampaikan akan mendorong Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama untuk melakukan komunikasi intensif dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Tujuannya, agar lulusan perguruan tinggi keagamaan Islam dapat terfasilitasi dalam program magang pemerintah dan memiliki akses yang sama seperti lulusan dari perguruan tinggi umum.
Sudian Noor juga menyoroti pentingnya kemitraan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha. Ia menilai, program magang dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa yang baru menyelesaikan pendidikannya agar bisa segera bekerja. “Ke depan, kami mendorong agar perusahaan-perusahaan di lingkungan Kalimantan Selatan dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam menampung para peserta magang,” jelasnya.
Meski demikian, Sudian Noor mengakui masih terdapat sejumlah kendala yang dihadapi, antara lain keterbatasan kuota magang, daya serap perusahaan yang belum optimal, serta kendala biaya transportasi bagi peserta. Untuk itu, ia berharap adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan instansi terkait, agar solusi terhadap permasalahan tersebut dapat segera diwujudkan. •gys/aha