E-Media DPR RI

Aria Bima Dorong Pemanfaatan Potensi Blue Economy di Kepri

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Aria Bima, dalam foto bersama saat kunjungan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi II ke Kantor Gubernur Kepri, Senin (29/9/2025). Foto: Eno/vel.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Aria Bima, dalam foto bersama saat kunjungan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi II ke Kantor Gubernur Kepri, Senin (29/9/2025). Foto: Eno/vel.


PARLEMENTARIA, Tanjungpinang
 – Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Aria Bima, menilai kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) memiliki potensi besar untuk dikembangkan melalui sektor unggulan, khususnya di bidang Ekonomi Laut (blue economy), industri, dan pariwisata. Hal itu ia sampaikan saat kunjungan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi II ke Kantor Gubernur Kepri, Senin (29/9/2025).

Menurut Aria Bima, sumber daya perikanan, kelautan, hingga pariwisata pantai di wilayah Kepri merupakan modal utama yang harus diolah dengan serius. “Ini daerah premium. Potensi perikanan, pariwisata pantai, sampai industri galangan kapal dan elektronik sangat luar biasa. Tinggal bagaimana landscape pengembangannya disusun,” ungkapnya.

Ia menilai, penting untuk memberi spesifikasi pengembangan wilayah agar tidak terjadi tumpang tindih. Misalnya, Batam difokuskan untuk industri elektronik dan galangan kapal, Bintan dikembangkan untuk perkebunan dan pariwisata, sedangkan Karimun diperkuat di sektor perikanan dan wisata pantai. “Kalau semua diarahkan ke industrial estate, dikhawatirkan pertumbuhan tidak seimbang,” tambahnya.

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini menegaskan bahwa keterlibatan investor swasta sangat dibutuhkan. Namun, ia mengingatkan agar investasi yang masuk tetap mengikuti tata ruang dan landscape yang telah disusun pemerintah. “Kita butuh tidak hanya state capital, tapi juga private capital yang bisa mengkolaborasikan wilayah ini jadi produktif, tapi tetap tertata,” tegasnya.

Lebih jauh, ia menyampaikan bahwa Komisi II DPR RI akan mengawal sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah agar potensi besar BBK tidak terbuang sia-sia. “Kesempatan emas ini harus kita manfaatkan. Kalau dibandingkan dengan 36 provinsi lain, Kepri punya posisi strategis sebagai wajah depan Indonesia di hadapan Singapura dan Malaysia,” pungkasnya. •eno/rdn