Monumen Sir Michael Somare Perkuat Hubungan Indonesia-Papua Nugini
- Agustus 12, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera menghadiri upacara peresmian Monumen Nasional untuk menghormati Sir Michael Thomas Somare, Perdana Menteri pertama dan bapak pendiri Papua Nugini, di Gedung Parlemen Port Moresby, Papua Nugini, Kamis (8/8/2025).
Mardani menilai peresmian patung ini akan membuka jalan yang lebih luas bagi kerja sama Indonesia-Papua Nugini. Hal ini semakin menggembirakan mengingat Presiden Prabowo Subianto telah menyatakan kesediaan hadir dalam peringatan HUT Kemerdekaan Papua Nugini ke-50 pada 16 September mendatang.
“Kita bangga karena Presiden Prabowo adalah kepala negara pertama yang menyatakan kesediaan hadir,” ujar Politisi Fraksi PKS ini dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Senin (11/8/2025).
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) James Marape menekankan bahwa monumen perunggu ini bukan sekadar struktur fisik, melainkan simbol nasional yang mewakili persatuan, kerendahan hati, pengabdian, dan semangat kemerdekaan.
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas hadiah persahabatan ini. Para seniman tidak hanya memberikan struktur, tetapi membantu mengabadikan warisan nasional,” ungkap PM Marape.
Monumen ini juga melambangkan hubungan berkelanjutan antara Papua Nugini dan Indonesia sebagai negara bertetangga dengan sejarah bersama dan kemitraan yang terus berkembang.
Selain itu, Duta Besar Indonesia untuk Papua Nugini Andriana Supandy meyakini bahwa diplomasi budaya melalui peresmian monumen Sir Michael akan memperkuat kerja sama kedua negara. “Hubungan diplomatik kita akan semakin lincah, lugas dan saling menguntungkan,” Ujar Andrina yang juga hadir dalam peresmian tersebut.
Diketahui, Patung Sir Michael merupakan hasil karya para seniman Indonesia di bawah pimpinan Putu Supadma Rudana, Presiden Museum Rudana dan mantan Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI periode 2019-2024. Tim diperkuat I Gede Sarantika, seniman dari Desa Mas, Ubud, Gianyar. Proses pembuatan dimulai sejak pesanan pada 23 Mei 2023 dan rampung pada awal 2025. •bia/rdn