Ahmad Yohan Tekankan Regenerasi Petani dan Pengembangan Industri Cokelat Bali
- Juli 21, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Tabanan – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ahmad Yohan menyampaikan apresiasi atas inisiatif generasi muda dalam menghidupkan kembali sektor pertanian cokelat yang memiliki potensi besar sebagai komoditas unggulan.
“Kita patut bersyukur hari ini bisa berkunjung ke perkebunan cokelat yang dikembangkan oleh petani milenial. Ini kabar baik karena dulu Bali dikenal sebagai daerah agraris yang unggul, namun pergeseran ke sektor pariwisata membuat pertanian sempat terlupakan,” kata Ahmad Yohan saat kunjungan kerja Komisi IV ke Perkebunan ‘Cau Cokelat’ di Tabanan, Bali yang dikembangkan oleh petani milenial, Jumat (18/07/2025).
Menurut Yohan, pandemi COVID-19 telah mengungkap keterbatasan ketergantungan Bali pada sektor pariwisata yang anjlok tajam. Hal ini mendorong munculnya kesadaran untuk kembali mengembangkan pertanian, terutama komoditas cokelat yang selama ini masih didominasi oleh petani-petani yang sudah lanjut usia.
“Semangat anak muda yang mau melanjutkan tradisi pertanian cokelat ini sangat penting. Kalau tidak ada regenerasi, potensi cokelat di Bali yang merupakan salah satu penghasil cokelat unggulan dunia, bisa mandek. Saat ini Indonesia termasuk penghasil cokelat terbesar kelima di dunia,” jelasnya.
Menurut data Kementerian Pertanian, produksi cokelat nasional mencapai sekitar 720 ribu ton per tahun, dengan sebagian besar berasal dari Pulau Sulawesi, Sumatera, dan Bali. Indonesia merupakan produsen cokelat terbesar kelima di dunia, setelah Pantai Gading, Ghana, Nigeria, dan Kamerun.
Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal hilirisasi dan pengolahan cokelat, sehingga nilai tambah produk cokelat nasional belum maksimal. Banyak biji cokelat diekspor mentah ke luar negeri, sementara produk olahan bernilai tambah masih terbatas.
Ahmad Yohan menekankan, pentingnya mendorong hilirisasi produk cokelat di dalam negeri, agar hasil produksi dapat dinikmati langsung oleh masyarakat dan wisatawan tanpa harus diolah di luar negeri.
“Kita tidak ingin cokelat kita dibawa ke Swiss, lalu yang menikmati cuma sedikit hasilnya. Kita ingin wisatawan yang datang ke Bali bisa menikmati cokelat lokal berkualitas tanpa perlu ke negara lain,” ujar Politisi Fraksi PAN ini.
Ia juga menggarisbawahi perlunya edukasi dan peningkatan kapasitas petani agar pengolahan dan produksi cokelat dilakukan dengan standar yang baik sehingga kualitas dan harga jualnya bisa meningkat.
“Permasalahan kita bukan hanya kuantitas tapi juga kapasitas dan kualitas. Komisi IV DPR RI ingin mengajak semua stakeholder untuk mendorong petani agar mengelola cokelat secara benar sehingga harga jualnya tinggi dan memberikan keuntungan lebih dibandingkan komoditas lain,” tutup Yohan.
Kunjungan kerja ini merupakan bagian dari komitmen Komisi IV DPR RI dalam mengawal pengembangan sektor pertanian dan perkebunan nasional, khususnya untuk mendukung regenerasi petani dan peningkatan nilai tambah komoditas unggulan seperti cokelat. •ndy/rdn