Komisi VIII Apresiasi Fasilitas dan Konsep Pendidikan Sekolah Rakyat di Bekasi
- Juli 15, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Bekasi — Anggota Komisi VIII DPR RI, Achmad, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kesiapan dan konsep pendidikan Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial. Hal ini ia sampaikan usai melakukan kunjungan langsung ke lokasi Sekolah Rakyat di Kabupaten Bekasi, yang menjadi salah satu dari 13 titik pelaksanaan program di Provinsi Jawa Barat.
“Kami dari Komisi VIII datang langsung untuk melihat kondisi di lapangan, dan saya bisa katakan bahwa fasilitas dan persiapan Sekolah Rakyat ini sangat luar biasa,” ujar Anggota Komisi VIII DPR RI Achmad usai peninjauan langsung Komisi VIII ke Sekolah Rakyat Sentra Terpadu Pangudi Luhur, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (11/07/2025).
Ia juga, menyoroti kualitas sarana dan prasarana yang dinilainya telah memenuhi standar pendidikan modern. Meskipun gedung yang digunakan sebelumnya adalah bekas fasilitas lain, namun kini telah direnovasi secara optimal menjadi ruang belajar yang representatif.
“Mulai dari ruang kelas yang sudah berbasis komputerisasi dan teknologi informasi, laboratorium IPA dan komputer, hingga ruang makan, kamar asrama, serta masjid dan ruang guru semua lengkap dan layak,” ungkap Politisi Fraksi Partai Demokrat ini.
Ia menyebut Sekolah Rakyat bisa menjadi model percontohan nasional untuk pendidikan masa depan, terutama dalam konteks boarding school yang fokus pada pendidikan karakter dan pembinaan intensif.
Dengan ini Legislator dapil Riau I, juga mengapresiasi pendekatan inklusif dalam seleksi peserta didik. Ia menekankan bahwa Sekolah Rakyat tidak menolak anak-anak hanya karena faktor kesehatan.
“Tadi dijelaskan oleh Sekjen Kemensos, bahwa anak-anak tidak boleh ditolak hanya karena sakit atau kurang gizi. Justru mereka akan disembuhkan dulu, diberi terapi, makanan bergizi, dan pendampingan kesehatan,” jelasnya.
Menurutnya, kebijakan ini membuktikan bahwa Sekolah Rakyat memang ditujukan untuk memutus rantai kemiskinan secara menyeluruh, termasuk dari aspek kesehatan generasi. Ia juga menekankan bahwa selain memberi akses pendidikan gratis hingga 12 tahun, Sekolah Rakyat juga menanamkan pendidikan karakter dan akhlak melalui sistem berasrama.
“Anak-anak ini 24 jam dibina, diawasi, dan didampingi secara intensif. Ini bukan sekadar mendidik secara akademik, tapi membentuk jati diri dan karakter sebagai warga negara Indonesia yang Pancasilais dan berintegritas,” ujarnya.
Dengan begitu kami berharap program Sekolah Rakyat benar-benar dapat menjadi alat transformasi sosial, dari generasi orang tua yang hidup dalam kemiskinan menuju generasi anak yang cerdas, sehat, dan berdaya saing tinggi.
“Inilah wujud nyata dari visi besar Presiden kita dalam memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas. Dengan dukungan SDM yang kuat dan fasilitas yang lengkap, saya optimistis Sekolah Rakyat akan jadi game-changer di dunia pendidikan kita,” pungkasnya. •upi/rdn