Dugaan Kapal Tanker Ilegal di Batam, Mulyadi Desak Pembentukan Tim Khusus
- Juli 10, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI, Mulyadi, mempertanyakan kepada Kepala BP Batam terkait dugaan keberadaan kapal tanker ilegal berbendera Iran, MT Arman 114 dan dan MT STinos berbendera Kamerun yang disebut-sebut telah hampir dua tahun berada di perairan sekitar Batam.
Berdasarkan informasi yang ia dapat, kapal tanker tersebut telah membawa sekitar 1,6 juta barel minyak mentah. Karena itu, ia mendesak BP Batam untuk segera membentuk tim khusus guna mengusut tuntas permasalahan ini.
“Itu konon ada 1,6 juta barel, dengan penanganan yang tidak signifikan, kalau Bapak tidak tahu, tolong bikin tim khusus lah, untuk mencari tahu Pak. Karena itu mambahayakan Batam” tegas Mulyadi dalam rapat Komisi VI dengan BP Batam di Ruang Rapat Komisi VI, Senayan, Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Kekhawatiran Mulyadi semakin diperkuat dengan informasi (Berita Kompas) mengenai penangkapan supertanker MT Arman 114 oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI pada Jumat, 7 Juli 2023. Kepala Bakamla RI saat itu, Laksamana Madya Aan Kurnia, menjelaskan bahwa kapal tersebut (MT Arman 114) melakukan aktivitas ilegal pemindahan minyak mentah ke kapal berbendera Kamerun, MT Stinos, di Laut Natuna Utara. Kapal patroli Bakamla berhasil memergoki aktivitas kedua kapal tersebut, namun saat diajak komunikasi merrka tidak merespons komunikasi dan sempat melarikan diri hingga masuk wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Malaysia.
Lebih lanjut, Mulyadi menyampaikan rasa khawatirnya jika kapal tanker itu benar-benar bocor dan merusak ekosistem laut, hal tersebut tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga dapat mengganggu hubungan diplomatik dengan negara tetangga.
“Kalau itu bermasalah dan kapalnya terindikasi bocor, Pimpinan. Saya kira sita saja dulu untuk negara daripada berbahaya untuk Batam,” tegas Legislator Fraksi P-Gerindra itu.
Ia juga mengingatkan bahwa pencemaran laut akan merusak citra Batam yang sedang gencar dipromosikan. Oleh karena itu, Mulyadi mendesak pimpinan Komisi VI untuk memberikan atensi khusus guna menindaklanjuti dugaan ini. •rnm/aha