Bukan Sekadar Konservasi, Perhutanan Sosial Juga Jadi Solusi Ekonomi Bagi Masyarakat
- Juni 25, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Lima Puluh Kota – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Alex Indra Lukman menilai program Perhutanan Sosial bukan sekadar upaya konservasi, tetapi juga menjadi solusi ekonomi berbasis lingkungan yang nyata bagi masyarakat. Menurutnya hasil nyata dari program tersebut dapat dilihat dari berbagai produk yang dihasilkan masyarakat, seperti kopi, madu, dan produk hutan non-kayu lainnya yang dipamerkan dalam acara tersebut.
“Program Perhutanan Sosial telah membuahkan hasil nyata, seperti kopi yang sudah diekspor, dan produk lainnya dari hutan yang dikelola masyarakat. Ini berkat kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat,” ujar Alex kepada Parlementaria dalam rangkaian Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI ke kabupaten Lima Puluh Kota, provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (21/6/2025).
Politisi PDI Perjuangan itu menambahkan bahwa paradigma pengelolaan hutan harus berubah. Hutan tidak lagi dipandang semata-mata sebagai tempat mengambil kayu, tetapi sebagai ekosistem yang mampu menopang kehidupan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
“Dari sini kita belajar bahwa hutan bukan hanya soal kayu. Tapi hutan bisa menjadi sumber kehidupan baru. Lingkungan terjaga, ekonomi masyarakat juga tumbuh. Ini penting untuk masa depan anak cucu kita,” ungkap Alex.
Lebih lanjut politisi dapil Sumbar I itu juga menyoroti pentingnya pelibatan seluruh elemen, termasuk pemerintahan terkecil di tingkat nagari, dalam mendukung keberhasilan perhutanan sosial. “Karena Inti dari perhutanan sosial adalah bagaimana melestarikan hutan sambil menghidupkan masyarakat. Ini tanggung jawab kita bersama, dari pusat hingga pemerintahan terendah seperti wali nagari,” tambahnya.
Terakhir Alex turut menyinggung terkait potensi besar sektor perhutanan dalam mendukung pendapatan negara. Ia menyebutkan bahwa hilirisasi sumber daya hutan, seperti produk olahan kopi atau madu, dapat menjadi penopang ekonomi yang berkelanjutan.
“Kita sadar bahwa penerimaan negara terbesar selama ini masih dari pajak, bukan dari kekayaan alam. Maka hilirisasi sumber daya hutan, bukan hanya tambang, harus menjadi bagian dari strategi nasional,” tandasnya.
Melalui program Gelar Karya Kelompok Usaha Perhutanan Sosial pun Alex berharap, pengembangan perhutanan sosial akan terus ditingkatkan dan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengelola sumber daya hutan secara berkelanjutan dan berkeadilan.
Untuk diketahui, Perhutanan sosial adalah sebuah sistem pengelolaan hutan lestari yang secara fundamental melibatkan masyarakat lokal dan komunitas adat sebagai pelaku utama pengelolaan hutan.
Perhutanan sosial di harapkan memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga pedesaan, seperti penyediaan bahan bakar kayu, pakan ternak serta sumber pendapatan alternatif. Program perhutanan sosial juga di rancang untuk menghasilkan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan yang secara langsung akan mengatasi kemiskinan di pedesaan. •tra/aha