Topang Kuat Pariwisata, Rahayu Nilai Maluku perlu Manfaatkan Soft Power dengan Maksimal
- Juni 13, 2025
- 0
PARLEMENTARIA, Ambon — Penguatan sektor industri kreatif dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dinilai menjadi kunci strategis dalam pengembangan pariwisata Maluku. Hal ini menjadi salah satu pembahasan dalam kunjungan kerja Komisi VII DPR RI di Ambon, Maluku, Rabu (11/6/2025).
Dam kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Rahayu Saraswati menilai, jika ingin menjadikan Maluku sebagai destinasi wisata yang berdaya saing, maka penguatan ekonomi kreatif dan pemberdayaan UMKM lokal harus menjadi perhatian utama. Ia mencontohkan bagaimana negara-negara maju seperti Jepang berhasil memanfaatkan kekuatan budaya lokalnya sebagai bagian dari strategi soft power yang mendukung pariwisata sekaligus ekonomi kreatif.
“Kalau kita lihat Jepang, dunia mengenal kulinernya, animasinya, musik, dan budayanya. Mereka memanfaatkan soft power secara maksimal, dan ekonomi kreatif menjadi penopang kuat sektor pariwisatanya. Hal yang sama sangat mungkin dikembangkan di Maluku,” ujar Rahayu di Ambon.
Menyoroti kekayaan budaya Maluku, khususnya di bidang musik, Ia menilai bahwa Ambon memiliki potensi besar untuk menembus pasar internasional. Musik Indonesia Timur disebutnya memiliki nuansa yang khas, mirip dengan genre Afrobeat dan Latin Amerika, yang saat ini banyak digunakan dalam industri hiburan global, termasuk dalam kelas-kelas olahraga seperti Zumba. Apalagi, Ambon dinobatkan sebagai City of Music oleh UNESCO.
“Musik Indonesia Timur, termasuk dari Maluku, punya daya tarik yang kuat untuk pasar global. Ini bisa menjadi ikon baru pariwisata Maluku selain keindahan alamnya,” tambahnya.
Selain itu, Sara menilai penguatan UMKM lokal menjadi pilar penting lain yang harus diperkuat. UMKM, khususnya yang berbasis pada kearifan lokal seperti kuliner khas daerah, kerajinan, dan produk kreatif, menurutnya bisa memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus memperkaya pengalaman wisatawan.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti pentingnya peran koperasi dalam mendorong partisipasi masyarakat, khususnya generasi muda, dalam pengembangan usaha skala kecil dan menengah guna membangun ekonomi kreatif guna memperkuat pariwisata. Ia menilai koperasi bisa menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan modal sekaligus menjadi sarana membangun ekonomi kerakyatan yang inklusif.
“Program koperasi sangat relevan untuk memberdayakan anak-anak muda Maluku. Sebelum adanya platform crowdfunding, koperasi sudah hadir sebagai wadah gotong royong ekonomi yang konkret, bahkan bisa menjangkau hingga desa-desa,” jelasnya.
Menurutnya, jika penguatan industri kreatif dan UMKM ini berjalan secara sinergis, maka Maluku tidak hanya mampu menarik wisatawan, tetapi juga akan menghasilkan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat setempat.
Maka dari itu, Sara memastikan Komisi VII DPR RI siap mendukung penguatan kebijakan pengembangan ekonomi kreatif dan UMKM di Maluku, baik melalui pembahasan anggaran di tingkat pusat, maupun koordinasi lintas kementerian terkait.
“Kami di Komisi VII DPR RI siap memperjuangkan berbagai masukan yang kami terima selama kunjungan kerja ini, agar program-program konkret bagi penguatan industri kreatif, UMKM, dan koperasi di Maluku bisa segera terealisasi,” pungkas politisi Fraksi Partai Gerindra ini. •hal/aha