13 June 2025
Kesejahteraan Rakyat

Jejak Langkah di Tanah Suci: Titik Balik Spiritual Seorang Hamba

  • Juni 10, 2025
  • 0

Anggota Komisi VIII DPR RI, Alimudin Kolatlena, saat ditemui Parlementaria dalam pemantauan ibadah haji di Makkah, Sabtu (7/6/2025). Foto: rdn/vel.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Alimudin Kolatlena, saat ditemui Parlementaria dalam pemantauan ibadah haji di Makkah, Sabtu (7/6/2025). Foto: rdn/vel.


PARLEMENTARIA, Makkah
 – Tak semua orang diberi panggilan. Tak setiap jiwa dipilih untuk menjejakkan langkah di Tanah Suci. Sebab haji, rukun Islam kelima, bukan sekadar perjalanan fisik—ia adalah perjalanan hati, perjalanan jiwa, menuju titik balik seorang hamba.

Alimudin Kolatlena, Anggota Komisi VIII DPR RI dari Dapil Maluku, merasakan hal itu. Di tengah kepadatan prosesi ibadah haji tahun ini, ia menyempatkan merenungi makna haji dalam hidupnya. Bagi Alimudin, haji adalah anugerah yang tak semua umat Islam dapat rasakan. Ia mengibaratkannya sebagai “panggilan” yang datang hanya bagi mereka yang dikehendaki-Nya.

“Haji itu ibadah, seperti syahadat, salat, zakat, dan puasa. Tapi ia hadir dalam nuansa yang sangat berbeda,” ungkap politisi Fraksi Partai Gerindra itu dengan mata yang tampak berkaca-kaca kepada Parlementaria di Mina, Makkah, Arab Saudi, Minggu (8/7/2025).

Bagi Alimudin, ini adalah kali pertama menginjakkan kaki di Tanah Suci. Ia menggambarkan suasana spiritual yang menggetarkan hati—sebuah pengalaman yang diyakininya akan menjadi titik balik dalam kehidupannya sebagai seorang Muslim.

“Ketika sampai di tanah tempat para Nabi dan Rasul berjuang, hati ini bergetar. Kita sadar betapa kecilnya diri kita. Betapa banyak yang harus kita benahi dalam hidup ini,” tuturnya lirih.

Ia mengaku, selama menjalankan rangkaian ibadah haji, dirinya merasa seperti sedang dimurnikan kembali. Seolah setiap langkah di Mina, setiap detik di Arafah, setiap doa di Multazam, menjadi detoks jiwa dari keangkuhan dan kepalsuan dunia.

“Semoga ini menjadi titik balik kita untuk berubah secara pribadi,” ujarnya dengan penuh harap.

Alimudin tak hanya memikirkan dirinya. Di sela-sela doanya, ia menyisipkan harapan untuk seluruh umat Muslim di Indonesia dan dunia. Ia berharap, lebih banyak lagi yang dipanggil untuk merasakan suasana suci ini.

“Doa kita bagi orang-orang yang kita cintai, bagi seluruh Muslim, agar bisa merasakan indahnya ibadah haji. Agar mereka juga mengalami perubahan batin seperti yang saya rasakan,” tuturnya.

Ia pun menyampaikan harapan agar pengalaman haji tak berhenti di Tanah Suci semata. Tapi terus mengalir dalam sikap dan tindakan sehari-hari setelah kembali ke tanah air.

“Cukuplah sekali dalam hidup kita menunaikan haji, tapi biarlah perubahan itu terasa seumur hidup. Sebab haji bukan sekadar status, tapi panggilan jiwa untuk menjadi manusia yang lebih lurus, lebih lembut, dan lebih taat,” pungkasnya. •rdn

EMedia DPR RI